Hujan Deras di Bulan Juni

3 1 0
                                    

Aku nggak tau kenapa? dari tahun lalu rasanya sangat sesak untuk menulis di bulan Juni. Padahal, beberapa orang paham bahwa Juni adalah bulan favorit aku. aku dan perempuan yang membuatku ada di bumi ini lahir pada bulan itu.

Huft. Capek ya? banget, ketika kita tahu hal-hal yang katanya kita berekspetasi. Padahal itu bukan ekspetasi. Kalau kata kamu, jangan terlalu memikirkan hal yang nggak ada efeknya buat aku. Nanti stress sendiri.

Tapi, ngomongin kamu, Mas A, terima kasih sudah hadir meski tidak sampai akhir. Sekarang kita mungkin sudah menjadi penonton story media sosial masing-masing. Dan, kelihatannya kamu sebahagia itu. Alhamdulillah.

Kalau bisa diceritakan, pada intinya aku hanya sedikit sulit mendefinisikan bagaimana kecewa hadir membuatku tidak karuan. Seorang teman, tepatnya saat usia 21 tahunku sudah berakhir menganalisis. Memastikan aku apakah masih dalam jangkauan kewarasan?

"Serius baik-baik aja? nggak ada tekanan akhir-akhir ini? Jangan terlalu stress yang bikin kamu pergi healing-healing terus. Tambah nggak jelas."

Dari kalimat itu aku sedikit tersentak. Pemuda itu memang sangat membuktikan kalimat yang aku ucapkan yaitu: you know me, so well. Tapi dari sana aku paham mengapa aku sehancur itu.

Rasanya berat banget kalau tiba-tiba mengirimkan kenyataan yang sebenarnya kita tidak menaruh ekspetasi. Kita hanya menaruh rasa percaya dengan baik, namun lagi-lagi ada banyak hal yang membuat kita trauma pada perilaku baik. Aku bahkan bertanya, tetaplah berbuat baik meskipun tidak diperlakukan baik itu apakah masih berlaku atau tidak?

Pada intinya aku dirundung banyak kehilangan. Mulai dari barang yang menurut aku berarti, hingga menimbulkan rasa tidak percaya berkepanjangan. Mungkin terdengar berlebihan. Memang, sebab yang kita anggap sepele, bukahkan bisa begitu berarti bagi orang lain?

Lantas apa yang lebih menyakitkan dari itu? untuk kebaikan yang dibarengi dengan ketakutan, lalu bertindak dengan tidak sesuai harapan? Mengira bahwa apa yang dilakukan tidak menimbulkan penyesalan? Bukankah kejujuran meskipun pahit jauh lebih baik daripada harus bertanggungjawab namun menyalahkan keadaan?

Entahlah, pikiranku kalut. Aku hanya sedikit memerlukan waktu untuk kembali pulih. Dan untuk kamu, semoga terus berbahagia. Terima kasih sudah hadir dan menyapa. Perihal kata, masih tetap sama kan? yakni tanda.

Akhir kata, kuucap pada Juli tahun ini, ikhlas menyertai setiap langkah. Semoga.

To be continued
Published on Juli 13, 2022

kayanya semua foto mas A yang pernah ku temui, lagi megang mic sambil terbayang kalimat: setiap orang bisa ngomong di depan umum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kayanya semua foto mas A yang pernah ku temui, lagi megang mic sambil terbayang kalimat: setiap orang bisa ngomong di depan umum. tapi nggak semua orang tau retorika. heheh

KATA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang