Pada Siapa Percaya?

1 1 0
                                    

Hari Minggu ini sangat cerah. Tapi nggak sama perasaanku. Semalam kota dingin diguyur derasnya hujan yang bikin aku terlelap meskipun belum genap pukul 21.00. Sialnya, terbangun tengah malam dengan perut keram itu nggak ngenakin banget.

Sebelumnya aku ingin menyapa. Mas A, kamu apa kabar? udah lama banget, ya? kita nggak bertegur sapa. Semoga kamu selalu bahagia. Terlebih bulan ini yang mungkin akan menjadi perayaan satu tahun dimana kamu menunjukkan keseriusan pada perempuan yang sangat beruntung. Oiya, bulan ini perempuan itu, usianya genap bertambah satu tahun bukan?

Entahlah. Aku sedang sulit mendefinisikan bagaimana perasaanku di bulan ini. Sebuah lagu karya Sheila on Seven yang liriknya di luar kepala yaitu, "Sanggupkah kau menyakinkan di saat aku bimbang
Celakanya
Hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu
Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku
Kau pergi dan hilang ke mana pun kau suka" menyeret pada ingatan beberapa tahun silam. aku sendiri bingung pada perasaanku.

Seseorang pernah hadir memberikan dampak begitu hebat. Memberikan pandangan perihal usia yang bertambah, apa yang perlu kita banggakan? aku tidak henti-hentinya memceritakan betapa bahagianya pernah mengenalnya. Sosok yang kini jauh dari jangkauan.

Kamu tentu masih ingat, bukan? bagaimana skeptisnya aku ketika ia melontarkan satu pertanyaan seperti kode. Aku jelas tidak ingin kepedean. Namun, dia selalu membuatku bingung. Hingga sekarang, kita sudah tidak terhubung.

Hari ini, tepat setelah beberapa hari sulit melanjutkan cerita, aku kembali mengingatnya. Betapa ternyata aku masih orang yang sangat peduli pada orang lain, mengingat kebaikan orang lain dan tentunya juga akan memberikan yang terbaik. Namun, hanya satu saja kecewa, sudah pasti orang itu berada dalam warning. Capek juga, ya?

Hidup yang semakin rumit memang cukup mempersulit. Tapi, semoga tidak mengurangi esensi orang-orang yang pamit. Ngomongin kepergian, kamu bukankah pernah menjelaskannya kepadaku ya? atau mungkin aku lupa.

Hari ini juga aku diberitakan satu langkah yang tertunda dalam mencapai satu keinginan. Barangkali, itu menjadi pertanda agar aku bisa melakukan kegiatanku yang lain, kan? Semesta memang tau apa yang terbaik untuk kita, bukan?

Sudah dulu, ya. Takutnya kamu bingung cerita yang telah aku rangkap selama dua bulan ini menjadi kurang lebih 350 kata.

Semoga kamu, selalu bahagia.

Tertanda, E*

To be continued
Publish on 26 July, 2022

KATA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang