Minggu ini aku nggak tau harus mendefinisikan seperti apa ya. Eh kamu apa kabar? Kayaknya lagi sibuk sama beberapa kegiatan organisasi yang bikin kamu post pamflet sana sini. Aku mau cerita boleh?
Lebih banyaknya mengenang.
Puasa pertama jatuh pada dua hari sebelum genap satu tahun aku mengenalmu. Mengetahui bahwa ada seseorang yang bisa satu frekuensi perihal berdiskusi. Kamu tentu tau aku sering menceritakan seseorang yang berbeda dari segi manapun denganku bukan?
Ah, iya.
Aku hampir aja lupa. Maaf ya, malam minggu lalu aku batal bercerita denganmu lantaran perjalanan membuatku tidak memiliki kesiapan. Iya, aku tidak lagi berada di kota yang nantinya akan mempertemukanku denganmu. Ak kembali di tempat di mana aku dilahirkan. Dan sialnya, hari pertama datang bulan di siang bolong.
Akhirnya, karena udara juga cukup panas aku rasa semesta berpihak padaku. Jadi lupa deh mau cerita sama kamu. Soalnya aku bete juga sih. Ya gimana, aku baru menyadari pentingnya sebuah waktu untuk ketemu saat kita udah nggak bisa lagi punya waktu sesering dulu.
Peristiwa gempa yang menyisakan banyak kerusakan dibeberapa daerah terutama kabupaten Malang yang memberikan dampak getar di tempat aku ngekos membuat aku tidak menyadari bahwa itu bencana. Ya gimana, namanya juga lagi dapat tugas kan? Aku santai aja waktu yang lain teriak menyuruh keluar. Karena aku kira apa, sih? Aku nggak pernah tau gempa seperti apa.
Yang terpikirkan dalam benak adalah kita bisa saja lenyap dalam sekejap. Detik itu juga aku lekas keluar ruangan untuk mendapati seluruh jalanan dipenuhi orang-orang dengan pandangan ngeri. Bagaimana bisa hidup akan berubah dalam satu dentuman? Menyisakan kesedihan yang berkepanjangan jika kita akan merayakan kehilangan?
Bukankah hidup akan seperti itu? Setiap kepemilikan selalu dihantui dengan kehilangan? Tapi yang jelas, aku belum memiliki banyak kesiapan terutama kesempatan. Kesempatan untuk menyampaikan atau melakukan hal yang seharusnya untuk sekitar. Bahkan itu semua sebelumnya tidak terpikirkan secara sadar.
Satu-satuanya nama yang muncul dibenak setelah keluarga adalah orang yang hadirnya selalu memberikan warna. Kamu tentu tau. Asli, hubunganku dengannya sedang tidak membaik. Atau bahkan tidak bisa kembali baik. Entah apa yang terjadi aku nggak ngerti. Sama sekali nggak ngerti.
Memastikan dia masih berada di bumi adalah hal yang harus ku pastikan pertama kali. Sebab pertemuan tidak mudah lagi bisa dikompromi. Mungkin, kehilangan akan datang sebentar lagi. Kita, seharusnya tidak banyak berekspetasi.
Minggu lalu, aku berusaha menghubunginya. Memastikan dengan candaan berujung gombalan yang ternyata kuurungkan. Kamu tau? Tentu membaca pesanku saja dia tidak. Aku jadi ingat kalimat yang kamu tulis satu tahun silam seharusnya jika tidak memberi harapan, jangan diladeni mereka-mereka yang berniat menitipkan hati.
Aku tersenyum. Mengingat kalimat yang kusampaikan padanya dan merutuki diri sendiri. Menasihati begitu mudah hingga lupa kita tidak sepenuhnya bisa tabah. Dan yang tersulit hingga saat ini adalah aku yang terlanjur jatuh cinta.
Entahlah.
Mungkin karena aku bergantung. Atau karena percakapan kita selalu nyambung. Atau karena batin bisa saja terhubung? Aku sendiri udah cukup bingung. Nggak tau perasaanku kenapa bisabisanya melambung?
Manusia, dijatuhi cinta adalah sebuah anugerah. Namun, aku sangat merasa bersalah. Bahkan hingga detik ini kita tidak lagi saling sapa. Dia nggak berniat menghubungiku aku pun enggan untuk mengabarinya. Sepertinya kita butuh jeda.
Tapi, begini. Aku pengen banget, A. Pengen banget bilang sama dia soal apa yang selama ini aku pendam.
Kamu itu manusia atau es batu, sih? Dingin tapi nggak cair-cair.
Soalnya dia nggak ada pergerakan sama sekali. Bahkan untuk singgah dibeberapa akun sosial mediaku pun dia enggan. Aku bahkan selalu dihantui mimpi buruk atau lebih tepatnya mungkin pemikiranku yang terlalu overthinking hingga dia selalu muncul? Atau perasaan takut kehilangan itu yang timbul.
Mungkin cerita ini akan kita lanjutkan nanti saja ya. Aku sudah terlalu ngantuk memikirkan tugas juga namanya yang menguras tenaga. Kamu, jaga kesehatan ya. Kita tidak bertegur sapa hanya sebagai seseorang yang saling melihat postingan snap. Semangat sebentar lagi ujian di semester genap.
Semoga nilainya memuaskan yaaaaa.
To be continued
Published on April 24, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA KITA
Teen FictionTulisan ini didedikasikan untuk seseorang yang mengajari makna setiap kata. Untuk beberapa tanya yang terkadang tak butuh jawaban juga penjelasan. Kepada semesta, terima kasih sudah menghadirkan dia ke dunia.