Dunia kita sama.
Sama-sama suka bacaan,
Cuma perasaan doang yang sering jadi candaan.
Butuh waktu seenggaknya empat hari untuk memulai lagi menuliskan kisah yang didalamnya selalu tentang kamu yang dalam harap, semoga bisa menjadi rumah. Dihari pertama, aku melihat teman lama membawakan satu lagu yang penuh pesan tentang sebuah kenangan. Lalu disatu sisi, aku ingin pemuda itu menyanyikan sebuah lagu yang sedang atau bahkan sering aku dengarkan seenggaknya dalam satu bulan ini. Sayangnya dia nggak tau lagunya. Padahal kalo tau, bisa jadi mewakili perasaan dia juga. Entahlah. Sedikit tidak penting memang. Lalu disuatu waktu, dia bilang ke aku kurang lebih kaya gini :
"Buatin lirik dulu yang bagus, aku mau buat lagu."
Ada sedikit tawa sebelum aku kembali menjawab, menanyakan lagu tentang apa. Sebab itu artinya dia yang menyanyikan lagu ciptaanku bukan membuat kan, ya? Katanya terserah aku kapan buatnya. Bebas. Misalnya pada saat aku sedang jalan-jalan lalu liat sesuatu yang bikin aku jadi terinspirasi. Lagu itu kemudian aku serahkan liriknya ke dia sampe akhirnya dia yang bikin nadanya. Ini bukan pertama kalinya aku membuat lagu. Kamu tau? Dulu aku perna menulis asal-asalan dengan sahabatku sejak bisa dibilang diusia 13 tahun. Waktu itu kita terjebak cinta segitiga kaya lagunya Cherrybelle, salah satu girlband yang emang lagi hitz waktu itu. Asli dilema banget emang. Tapi nggak tau kenapa kisah cinta monyet itu bikin senyum-senyum sendiri. Ngehe. Dengerin aja dulu ya. Siapa tau nanti kamu mau tau cerita kita. Eh kan belum pernah ada kata kita ya?
Sebenarnya aku nggak mau ceritain gimana dan sejujurnya aku nggak tau mau mulai darimana. Mungkin pada bingung juga suasana hati yang kadang labil kaya gini. Bentar-bentar ngerasa sesenang itu, tiba-tiba jadi sedih, tiba-tiba jadi bete. Aku sendiri juga nggak tau penyebab pastinya apa.
Dihari kedua, setelah menimang akan mengisahkan tentang perpisahan dengan seseorang dimasa lalu atau tentang perasaan tenang setelah tau kamu ada di bumi, aku kembali mempelajari triknya. Menuliskan narasi cerita tentang kita terlebih dahulu tentunya. Disitu, aku kembali membaca percakapan kita, mulai melihat beberapa wajah kamu yang ada di sosial media secara diam-diam, atau bahkan menceritakan kamu dengan salah satu teman rasanya menyenangkan. Nggak tau kenapa. Mungkin karena orang itu kamu?
Sampai pada malam-malam aku harus menuliskan tentang kamu lagi, kayanya masih nggak sanggup. Selain kantuk menghampiri, mendengarkan podcast juga lagu-lagu yang mewakili perasaan ternyata nggak bikin aku bisa mendeskripsikan perasaan yang kaya gini. Antara suka sama kamu atau nggak aku masih nggak tau.
Soalnya gimana ya, kamu itu baik. Dan kadang terlalu baik. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang bikin aku ngerasa nggak nyaman sampe salah satu temen cowok aku bilang ganggu? Asli over pikiran kemana-mana ditambah lagi pms. Dan dihari ketiga adalah puncak dari ketidakwarasan.
Hidup kadang selucu itu untuk dijalani. Apalagi beberapa hari kebelakang emang banyak drama ditambah hari ini hari terakhir aku berusia belasan tahun. Salah satu teman cowokku bahkan sempat kesal karena nggak pernah sempat jalan bareng sama aku. Stres parah dah tuh wk. Cancer kayanya emang dikit-dikit stress. Aku selalu ingat katamu yang nggak perlu memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Sebab, bisa jadi pikiran negatif itu bisa bikin jadi kenyataan. Nggak tau nggak mau nginget lagi. Maunya cerita tentang kita aja. Ngehehe.
Dan dihari ini, aku memberanikan diri untuk menulis lagi. Setelah beberapa kata terhapus karena ini berat banget buat aku. Kamu adalah seseorang yang datangnya tanpa terkira. Mengenalmu rupanya menimbulkan rasa yang aku sendiri nggak tau ini apa? Gimana sih caranya nggak mudah tertarik hanya karena diperlakukan baik? Dan jawaban yang tepat sama sekali nggak bisa aku temui.
Kamu pertama kali datang dengan beberapa cerita menarik. Terlebih mengenai pengalaman yang nggak kaya cowok kebanyakan. Aku suka cara kamu berbicara dengan orang lain. Kamu tau caranya supaya orang merasa dihargai. Lalu, jenis-jenis buku bacaan yang kamu baca sampai pada satu titik, debaran muncul seperkian detik setelah tau satu fakta. Kamu memang dilahirkan untuk membawa seseorang pada kebaikan. Memberitahu ketika seseorang keliru. Memberikan suntikan semangat ketika seseorang ragu. Nggak memusingkan sesuatu yang nggak perlu.
Malam ini malam Minggu. Aku akhirnya benar-benar memberikan gelar menyebalkan untuk kamu rupanya tidak salah. Selain dari banyaknya hal yang ada dalam diri kamu yang bikin kagum.
Kamu itu menyebalkan rupanya.
Sialnya, makin kesini makin aku jatuh cinta.
Dan untuk kamu, seseorang yang berinisial A, di malam Minggu yang awannya berkelabu, selamat malam Minggu. Hari ini capek nggak? Mungkin kamu sekarang lagi duduk nonton tayangan sepak bola favorit, atau kamu lagi futsalan dengan beberapa teman lama, atau bisa jadi rebahan aja kaya yang kamu bilang. Atau mungkin di malam Minggu ini kamu sedang membaca buku-buku yang kamu suka sambil menunggu kantuk tiba lalu tertidur.
Jangan lupa istirahat ya. Semoga besok hari-harimu menyenangkan!
Dari aku yang masih merindu walau kita belum bertemu.
To be continued
Published on June 27, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA KITA
Teen FictionTulisan ini didedikasikan untuk seseorang yang mengajari makna setiap kata. Untuk beberapa tanya yang terkadang tak butuh jawaban juga penjelasan. Kepada semesta, terima kasih sudah menghadirkan dia ke dunia.