Tulisan ini harusnya dimulai sejak seminggu silam. Tepatnya ketika aku akan mengadakan pertemuan dengan rekan untuk membahas rencana yang sangat menyenangkan. Berhubungan dalam waktu dekat aku dan dia akan berjarak, syahdan, aku nggak dibolehin keluar rumah sementara waktu.
Menyebalkan memang. Ketika rencana yang telah disusun karena sesuatu yang mungkin bisa lebih cepat mempertemukan aku dan kamu menjadi kendala dalam beberapa acara. Kamu tentu tau. Beberapa waktu lalu aku mendapatkan informasi perihal kapan kita akan satu kota. Aku sendiri bingung. Dulu, jauh sebelum mengenalmu, aku pernah ingin menuju suatu tempat asing yang aku sendiri nggak tau akan memulai semuanya seperti apa. Meninggalkan tempat dan orang sekeliling hanya untuk menuju destinasi diluar pemikiran. Namun, tentu segala pilihan ada resikonya bukan?
Lalu kamu hadir. Membuat aku merasa bahwa pilihanku tidak sepenuhnya salah. Hingga hari ini, ketika aku mengira kamu hadir seharusnya tanpa menimbulkan harap, aku merasa semesta membolak-balikkan hati lagi. Kamu muncul lagi ketika aku memutuskan untuk tidak menyapamu dalam beberapa hari belakangan. Menyapa dengan cara yang berbeda dari sebelumnya, yang tentu akan ku jawab dengan seperti biasa. Entah lugu, atau bagaimana aku juga nggak tau pasti. Sekelebat kejadian berubah dalam satu hari.
Pagi ini aku nggak banyak melakukan kegiatan. Selain memilah baju mana yang aku sukai untuk rencana ngekos, sampai menyiapkan sambal favorit yang bikin ibu geregetan karena jujur, aku lebih suka membuat sambal dari alat yang tersedia dari Tupperware daripada menghaluskannya dengan cobek. Nggak selesai disitu, rencana-rencana berikutnya adalah beberapa perkumpulan dengan teman yang baru ku pahami, terkadang, rencana jika terus diangankan tidak akan terjadi.
Aku menyusun rencana pemotretan untuk kenang-kenangan bersama teman SMA. Memilah tema apa dalam dekorasi, juga pakaian yang akan kita gunakan seperti apa. Setelah menonton nostalgia tayangan yang menampilkan tokoh favorit yang sampai sekarang menjadi profil WhatsApp ku, aku menyarankan untuk menggukan seragam sekolah. Itung-itung dihari tua ada perpisahan yang berkesan sebab tahun ini, kita berpisah tanpa memberikan lepas kenang.
Aku banyak cerita banget ya hari ini. Nggak apa-apa. Soalnya aku juga tau kamu nggak bakalan baca ini mengingat tulisan seperti apa yang kamu kamu baca. Lucu.
Kamu adalah sesuatu yang selalu aku tulis.
Dan aku adalah sesuatu yang tidak pernah kamu baca.
Pagi ini, kamu tidak banyak berbicara selain menyuruhku menanggapi salah satu puisi yang kamu tulis di minggu awal bulan Juni. Aku pikir, itu sebuah puisi cinta yang pernah nggak ku pahami apa artinya. Tapi sampe sekarang, justru kamu masih enggan untuk menjelaskan. Mengingatkan puisi itu akan jelas ketika kita bertemu. Dan puisi kali ini, aku menebak akan kamu ikutkan ajang kontes dalam salah satu acara yang sedang kamu promosikan. Sepertinya. Aku sok tau banget ya? Hehehe nggak apa-apa. Soalnya kamu nggak banyak cerita kaya dulu sih. Jadi aku kan nggak tau.
Dan ketika malam tiba, setelah beberapa rencana telah matang, sebuah pesan dari temanku mengintrupsi untuk membuat perpisahan dengan sangat berkesan. Aku sendiri bingung, mengingat mepetnya waktu yang tersedia. Ketika sedang penuh-penuhnya diskusi, sebuah pesan masuk. Aku segera membuka dan itu jelas. Memberikan pernyataan bahwa aku tidak perlu ketempat asing yang akan mempertemukan kita. Ini menyebalkan. Selain tiket sudah aku pesan sampe bikin pusing, juga bagaimana ibu nggak siap meninggalkan serangkaian acara yang aku dengar digelar akhir bulan ini. Setelah berbagai diskusi berat yang bikin aku nggak bisa tenang, keputusan sudah bulat. Refund adalah satu-satunya jalan terbaik memgingat kondisi sekitar masih mengkhawatirkan. Lagi-lagi aku teringat pada seorang kawan yang menyarankanku untuk pergi setelah lebaran saja. Mungkin sekarang, aku bisa sedikit lebih lama bertemu dengannya.
Oya, tulisan ini harusnya kelar dalam satu hari. Tapi mengingat kemarin, hari selasa baterai hape ku sedang sekarat, mirip perasaanku ke kamu, seseorang yang berinisial A, jadilah baru selesai menulis hari ini. Aku lebih suka menulis dengan benda pipih ini daripada laptop akhir-akhir ini. Nggak tau kenapa.
Pagi ini sudut cakrawala cerah. Semoga secerah senyumanmu juga ya. Jangan begadang terus. Kantong mata nggak bikin kamu keliatan ganteng. Hehhehe. Selamat beraktivitas dari kejauhan!
To be continued
Published on July 15, 2020Salam sayang,
ElokvitalokaKatanya udah jadi istri orang ni visual.
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA KITA
Teen FictionTulisan ini didedikasikan untuk seseorang yang mengajari makna setiap kata. Untuk beberapa tanya yang terkadang tak butuh jawaban juga penjelasan. Kepada semesta, terima kasih sudah menghadirkan dia ke dunia.