Desember Menguatkan

10 2 0
                                    

Nggak terasa ya, kita udah sampai pada malam minggu terakhir di bulan ini, atau lebih tepatnya tahun ini. Aku nggak banyak peduli tentang kamu lagi. Nggak juga berusaha mencari kabar atau sekedar ingin berdiskusi.

Katanya, setiap orang memberikan pelajaran dengan caranya masing-masing. Seharusnya, dari kemarin kita sudah bisa berjumpa. Jika wabah ini perlahan menjadi asing. Hanya saja, ia tidak kunjung pergi bikin aku makin pusing.

Aku sudah tidak menantikan pertemuan kita. Tidak juga berniat menagih janjimu untuk membaca buku, memancing, atau sekedar berburu gelato sambil menikmati senja. Bukankah sudah jelas? Ketulusan tidak lantas terpancar dalam tindakanmu. Justru membuka berbagai anggapan mengapa kamu seperti itu.

Aku membiarkan tahun ini berlalu dengan apa adanya. Melihat teman-teman melalui video call dan merayakan natal di rumah salah satu kawan. Salah satu menyeletuk menyuruh pulang. Katanya aku dan dua orang lainnya terjebak di tempat nggak bisa kemana-mana. Aku berpikiran serupa.

Tiba-tiba mengingat bagaimana setiap pilihan ada konsekuensinya. Berat juga ya. Aku berharap pandemi segera berlalu. Agar bisa lekas bertemu. Tentunya dengan seseorang yang mungkin ku tunggu.

Hadirnya, aku tau tidak lantas membuat semuanya baik-baik saja. Tapi bersamanya, aku tau aku mampu melewati segalanya. Sepertinya, cerita yang nantinya akan ku ikutkan sebuah ajang adalah tentang dia. Yang selalu ada bahkan ketika jarak tidak berarti apa-apa.

Desember ini banyak memberikan penguatan, pembelajaran dalam setiap melangkah. Semoga setahun kedepan beberapa rencana dapat terlaksana. Setidaknya harapan paling sederhana.

Kamu, selamat menempuh perjalanan yang mungkin sudah bisa kamu perlihatkan pada dunia. Aku, biarlah merekam segalanya hanya dalam ingatan bahwa kita pernah dipertemukan dalam pemikiran yang sama.

Senang bisa berdiskusi dengan Anda, Tuan.

Tulisan ini mungkin tidak sepanjang biasanya. Tidak juga sepuitis biasanya. Bahkan, terkesan sangat sederhana. Namun, dari semua perjalanan, semoga penyesalan tidak lagi ada. Hidup sepanjang tahun ini bertahan saja lebih dari cukup. Karena kita hanya manusia biasa.

Semoga, tahun depan kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Lebih paham makna dedikasi. Mengerti esensi setiap eksistensi atau apapun yang kita anggap berarti.

Sampai bertemu tahun depan. Semoga, bercerita denganmu tidak berakhir karena telah dikecewakan.

To be continued
Published on 21 Dec, 2020

KATA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang