Sudah sekitar tiga minggu lebih rupanya aku tidak bercerita lagi denganmu. Kamu masih menjadi satu-satunya tokoh favorit yang tidak berhenti untuk aku kagumi. Mulai dari bagaimana kamu memandang hidup sampai pada pemikiran-pemikiran yang mungkin aku tidak bisa sejajarkan.
Hari ini aku ingin bercerita paska bangun tidur disambut dengan mata sembab. Semalam, aku menangis deras. Menyaksikan betapa terpuruknya diri tapi bukan perkara sakit hati. Bukan juga perkara lelaki lagi.
Aku masih ingat jelas bagaimana kamu menyuruh untuk tidak memikirkan hal yang nggak ada manfaatnya buatku. Kemudian, merasakan benar adanya healing dengan berpergian kemanapun, sesuka apapun mengikuti kaki melangkah, menjauh dari keramaian, menyatu dengan alam atau berhenti sejenak dari media sosial rupanya tidak cukup. Ada yang lebih menenangkan, yaitu another level of healing masih jatuh kepada menangis dalam sujud.
Getaran tangis mampu memberikan hati yang mulanya menggebu-gebu perlahan mereda mengikuti irama detak jantung yang syahdu. Rasanya indah banget. Berbisiknya ke tanah, tapi didengar oleh seluruh penghuni langit. Terima kasih ya.
Sudah lama kita tidak berkomunikasi. terakhir, aku meminta salah satu kontak rekan dan tentu kamu juga baru menyadari aku menggunakan akun baru. Dan beberapa waktu lalu aku juga baru ingat, isi pesan kita sudah tamat. Lucu sekali, aku sampai menghapus pesan kita bukan karena perkara. Tapi mengenangmu cukup dengan doa.
Seseorang yang berinisial A, untuk segala perjalanan yang sudah cukup lama, senang bisa mengenalmu. Meskipun sampai detik ini, kita masih belum bertemu. Dan mungkin tidak akan. Aku juga tau bagaimana sibuknya kamu di tahun ini.
Melihatmu mengenakan almamater dan melakukan sesi potret dengan remaja-remaja berseragam putih abu-abu menunjukkan, kamu masih muda. Namun tetap jiwamu dan mereka setara meskipun berbeda usia. Aku juga membayangkan ternyata kita sudah dewasa. Tentunya orang tua juga semakin menua.
Dua tahun pergantian usiaku ada kamu. Dengan kalimat sederhana yang mampu abadi dalam ingatan, kamu ada. Menjelma sebagai sosok teman yang mengingatkan jikalau salah. Memberikan pemahaman jikalau risau. Dan menenangkan dengan cara yang mungkin tidak akan bisa didapatkan di mana mana.
Sekali lagi, terimakasih. Untuk segala cara untuk membuatku kembali pulih. Berbahagialah, dengan orang terkasih, yang sudah kamu pilih.
14 September 2021
![](https://img.wattpad.com/cover/132314805-288-k497409.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA KITA
Novela JuvenilTulisan ini didedikasikan untuk seseorang yang mengajari makna setiap kata. Untuk beberapa tanya yang terkadang tak butuh jawaban juga penjelasan. Kepada semesta, terima kasih sudah menghadirkan dia ke dunia.