Throwback

12 3 0
                                    

Hari terakhir di bulan Agustus ternyata menciptakan rindu pada diskusi yang telah berlalu. Aku membuka lagi percakapan denganmu, sekitar satu minggu kita tidak melakukan perbincangan hangat mengenai kehidupan atau sastra. Aku enggan menyapamu lebih dulu, kamu pun sama.

Setelahnya, aku membuka kembali mengenai puisi yang memunculkan makna pada setiap tanya lantaran telah membaca satu kutipan yang penuh dedikasi. Kemudian, akun Instagrammu muncul di sebelah akunku. Panjang umur buatmu A. Kamu sedang melaksanakan kuliah daring pertama di semester gasal. Jika teman-teman seperkuliahmu mengatakan posisi sedang berada di rumah, kamu justru memasang foto muka polos menggemaskan dengan mengatakan sedang berada di rumah tetangga untuk mata kuliah pertemuan pertama ini. Aku jelas tersenyum, jiwa humormu selalu ada. Lagi-lagi mengingatkanku pada kajian filsafat yang akhirnya bikin aku ngerti. Realistis yang kamu bilang itu nyata adanya ketika sudah nggak berambisi. Dulu kamu pernah bilang, aku masih idealis. Sekarang, aku makin sering baca-baca, ternyata setiap kamu mengucapkan sesuatu penuh makna.

Namun ada satu kalimat yang bikin aku kembali berpikir, bikin kita memulai diskusi kembali setelah kurang dari sepuluh hari tidak berdiskusi lagi. Kurang lebih kalimatnya seperti ini:

Sikap realistis sesungguhnya mengandung unsur bahaya sebab ia memiliki hubungan linear dengan perasaan pesimis. Realistis tak lain adalah pedal rem yang menghambat harapan seseorang. - Bentang Pustaka

Aku menanyakan pendapatmu. Sialnya, kamu sedang dalam posisi tidak bisa berpikir. Lalu aku menjelaskan sedikit mengenai apa yang ku dapat dari philosophy of hope yang kemudian memunculkan sikap menyebalkanmu. Katamu, kamu nggak tau apa-apa. Kamu menuntut aku menjelaskan dengan alasan belum mendengar materi itu. Bagaimana bisa seorang A yang hobinya baca buku filsafat punya alasan di luar akal seperti itu? Kayanya kamu mau ngetes aku deh. Muehe.

Aku juga mengatakan bahwa pemateri yang menyampaikan kajian itu makin lama nada bicaranya seperti kamu. Apalagi ketika kamu membahas retorika. Sial, ditanya apa yang ku ketahui mengenai retorika bikin aku mau nggak mau menanyakannya pada seorang kawan, mahasiswi semester tiga pendidikan luar sekolah. Kebetulan dia telah mempelajari materi itu. Untung saja ada dia. Kalau nggak, mungkin kamu akan menertawaiku lagi.

Seperti yang sudah kita ketahui, kamu akan menanyakan dua hal itu. Aku menjelaskan cukup panjang. Tapi kamu nggak ngerti-ngerti. Aku jadi bingung, kamu beneran nggak ngerti atau gimana sih? Mengenai harapan itu, realistis dalam berharap perlu kan. Supaya kita juga tau apa yang kita tuju gampang kita dapatkan atau nggak. Kalau terlalu sulit mencapainya, ya jangan mempersulit biar endingnya kalo nggak sesuai, ya kita nggak kecewa. Gitu kan?

Sebelum weekend ini berlalu, aku kembali melihat unggahan yang kamu upload. Akhirnya, setelah sekian lama nggak melihat kamu berbagi cerita. Aku tersenyum, seperti biasa. Kamu mempromosikan agenda lomba futsal. Lalu, kamu memposting wajah beberapa tahun silam saat kamu menjadi peserta. Kamu mengenakan seragam SMA saat itu.

Fix cowok yang kancing teratas bajunya dikancing emang ganteng banget. Ditambah senyum khas yang kamu layangkan nggak bikin bosen. Apa ya, aura yang kamu munculkan itu mampu bikin orang ikut tersenyum. Aku lagi nggak gombal serius wk.

Hari ini cerah. Aku nggak banyak melakukan kegiatan. Hanya hadir di pernikahan teman SMP dan mengenang beberapa kisah. Aku juga tau kamu sedang sibuk latihan fisik. Sepertinya akan mengikuti tournamen voli. Subhanallah auratnya, mas. Bikin pengen ngejadiin imam, muehe. Kamu tidak mengenakan kaos, keringat yang muncul, dada terekspos juga perut kotak-kotak bikin kamu makin keliatan atletik banget. Oh iya, kamu juga pernah bilang kamu nggak akan melewati sehari pun untuk olahraga.

Ya udah. Semangat olahraganya. Selamat malam minggu ya! Ini awal bulan, semoga hal baik seperti bulan Agustus kemaren lekas datang juga kita lekas dipertemukan.

To be continued
Published on September 5, 2020

To be continuedPublished on September 5, 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fix ganteng banget kamu mas A.

Salam sayang,
Elokvitaloka

KATA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang