Salah Rumah Ternyata Menimbulkan Hati yang Patah

9 2 0
                                    

Nggak tau kenapa kayanya hari-hari yang dilewati di bulan Oktober bahkan sepanjang tahun ini bener-bener berat banget. Oh iya, kamu apa kabar? Aku nggak banyak tau dan nggak mau tau keseharian kamu sekarang. Aku cuma sekilas melihat bagaimana kamu masih sering mengunggah foto dokumentasi hasil kegiatan. Seperti biasa. Kamu akan mengunggah foto beserta sebuah tulisan yang bermakna.

Aku nggak ingat pasti kapan. Tapi, kamu menulis sebuah judul buku yang mengutip tulisan seorang penulis tidak ku kenali. Aku juga heran. Kok bisa ya kamu selalu hapal judul sebuah buku beserta siapa penulisnya. Katamu, kalo dalam membaca harus dimaknai benar-benar. Biar maksud dari penulis itu kita bisa tangkap.

Ah ya, mungkin kali ini akan sangat singkat cerita kita. Mengingat dunia perkampusan masih sedang sibuk-sibuknya. Juga tidak akan ada topik tentang diskusi kita sebab kamu sudah ada yang punya. Waduh. Kok agak sakit ya.

Ya udah gitu doang. Tadi aku jalan menyusuri kota. Bersama seorang kawan yang bertanya bagaimana ketika kita memberikan harapan seseorang? Apakah kita perlu tanggungjawab? Jawabannya? Ya tergantung.

Kalo kamunya dari awal nggak ada rasa ya bilang. Nggak usah ngasih harapan pake tindakan yang seakan-akan kamu suka gitu loh sama dia. Terus kalo udah kaya gitu ya kamu kudu tanggung jawab. kalo nggak ada rasa dari awal jangan sebaik itu. Karena kadang kita seperti salah mengartikan kebaikan seseorang itu sebagai tanda dia suka kita.

Aduh bacot banget aku malam ini. Tapi serius mas A. Yang membuat harapan kita jadi besar adalah diri kita sendiri. Iya, benar. Tapi harapan itu nggak akan muncul jika yang memberika harapan nggak bersikap baik secara berlebihan. Bukannya yang berlebihan itu nggak baik ya?

Lalu, pembahasan lebih sengit malam ini. Aku nggak tau juga kenapa rasanya berat banget selain besok harus mengikuti serangkaian ospek jurusan. Mana aku ditunjuk pada saat sharing kepengurusan. Sumpah, aku capek banget. Eh, balik ke topik.

Jadi, seorang kawan sedang berada di mabuk bucin sampe nggak ngerti lagi gimana mengendalikan. Seseorang sedang mendekatinya. Bertingkah menjadikan dia seolah orang paling istimewa. Dan kawanku ini, takut hanya sebagai tempat pelarian saja.

Memang cinta kadang rumit. Intinya, pembelajaran untuk pertemuan kita, semoga kebaikan terus ada. Bukan karena maksud tujuan yang diluar kendali kita, juga gejolak yang tidak terkira.

Kamu selamat malam. Tidur yang nyenyak. Besok akan kuceritakan awal bulan menuju akhir tahun yang tinggal kurang lebih 2 bulan lagi ini. Selamat tidur!

Dari seseorang, yang hingga kini menanti diskusi sekali lagi.

To be continued
Published on October 31, 2020

To be continuedPublished on October 31, 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KATA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang