Diantara banyaknya populasi manusia di bumi, kenapa harus kamu sih yang nempel di hati?
Asik. Kalimatnya penuh gombalan banget nggak sih ini? Muehe. Jujur aku nggak tau memulai darimana karena ini telat banget. Aku seharusnya berbagi cerita perihal lirik lagu yang membuat perasaanku campur aduk, sesuai liriknya. Namun, mengingat ini malam minggu yang sangat menyenangkan, kenapa kita harus sibuk membicarakan hal yang tidak mengenakkan?
Setelah membahas lagu, tengah malam tentu saja di waktu tempatku berada, kamu mengirimkan pesan akan membantuku meneliti salah satu cerita pendek yang berencana akan aku lombakan. Kamu serius banget. Kamu menggunakan istilah yang asing mengenai tokoh utama, memberitahu beberapa kalimat juga scene yang nggak perlu sampai kekehan kecil mengenai alur yang ku gunakan. Katamu, ketika tokoh utamanya si A, kenapa harus menceritakan dari awal si B? Aku merutuki kebodohanku.
Harusnya tokoh utamanya memang si B. Hanya saja, karena keterbatasan panjang cerita yang ditentukan aku memutar ulang alur. Lalu, aku teringat mengenai pertanyaan salah satu kawan tentang bagaimana dia menanggapi perasaannya yang sedang dilanda asmara.
Katanya, dalam hidup yang terpenting bukanlah eksistensi, melainkan esensi.
Aku jelas memberitahunya tentang itu. Dengan niat supaya tidak salah tindakan dalam melangkah. Sebab aku tau, eksistensi seseorang jarang dianggap bukan? Bahkan tidak pernah disadari keberadaannya. Lalu, disuatu waktu aku menanyakan perihal masuk kuliah yang mana mewakili temanku. Katanya dia pengen kuliah jurusan sejarah. Tapi, yang kudapatkan dari kamu pasti selalu menyebalkan.
Kamu mulai bertingkah persis buaya mengincar mangsa. Lalu, merasa bahwa apa yang kamu lakukan bukanlah sebuah kesalahan. Awalnya kamu menolak untuk memberitahu. Tapi, aku berhasil membujukmu. Tentu saja, dengan kalimat yang selanjutnya kamu kirim bikin aku pengen ngirim kurir bom atom ke rumahmu.
"Lah ini lagi jomblo," katamu disusul emotikon menggemaskan.
Lalu aku menjawab jomblonya berpotensi jadi buaya nggak tuh? Balasan kali ini mengisyaratkan bahwa kamu sedang mengibarkan bendera perang.
Nggak lah
Nggak kayak kamu soalnya
Asli. Sampe sekarang aku masih dendam kalo nginget itu. Apalagi waktu temen aku bilang suara kamu bagus. Oh iya, disitu juga pertama kalinya kamu manggil aku pake nama. Gimana ya jelasinnya. Agak susah soalnya jadi keinget seorang kawan yang ngerasa panggilan kaya gitu bikin aku nggak nyaman hehe. Lalu, kamu membantu seorang kawanku lagi untuk menentukan judul yang bagus. Sedikit rumit mengingat kamu sedang ada kesibukan akhir-akhir ini. Mungkin olahraga, membantu orang yang ada di rumah atau juga sedang merayakan ulang tahun kawanmu dengan senyum yang terkembang.
Lalu, setelah beberapa pertimbangan dan aku nggak membutuhkan judulnya dengan buru-buru kamu mulai memberikan dua judul melankolis yang aku ingin. Katamu judul pertama sesuai filosofisnya dengan setiap kalimat. Rasanya senang sekali. Berdiskusi nggak cuma berantem dengan isi kepala ternyata seru juga ya.
Katamu, kamu menemukan judul itu saat sedang berada di kamar mandi. Sontak membuat aku tertawa. Emang ya, itu tempat penuh inspirasi. Lalu kamu mengatakan kalo kamu nggak banyak mikir langsung nenemukan judul itu setelah ingat sebuah buku filsafat yang ditulis oleh Aristoteles, seorang filsuf Yunani. Lalu, aku juga teringat telah teracuni filsafat yang telah kamu bagi. Ternyata apapun itu, jika membicarakannya dengan kamu bisa sampe nggak ingat waktu gitu ya.
Dan pada akhirnya, bulan ini selain bulan baik yang bisa mendekatkan kita lagi, membahas mengenai hal yang kita sukai ternyata juga bulan berat untuk orang-orang disekitarku. Pengumuman SBMPTN dimajukan. Ada yang menanamkan harap dengan setingginya. Ada juga yang perlahan menyadari bahwa sekeras apapun mereka berupaya, takdir tidak akan pernah berpihak kepadanya.
Untuk teman-teman yang di bulan ini mendapatkan berita baik. Selamat! Jangan sia-siakan kesempatan kalian ya. Tanggung jawab ada di pundak kalian. Dan untuk teman-teman yang sedang berada dalam pemikiran terendah, tetap semangat ya! Kamu sudah melakukan yang terbaik! Kita berhak bahagia dijalan masing-masing. Bulan yang tidak hanya mengenai kemerdekaan negara, tapi juga memgenai makna merdeka yang sesungguhnya. Yaitu untuk jiwa. Lekas bebas dari perasaan yang suka menjajah. Menjadi penghalang untuk terus melangkah. Bukankah kegagalan adalah pembelajaran paling berharga yang tidak semua orang bisa melihat itu dari apa yang kita dapatkan? Hal baik, berita baik, juga segala kebaikan sudah menunggumu di depan mata. Jadi, mari mencari apa yang kamu cinta. Lalu, jadikan itu sebuah proses untuk kamu yang ingin sukses. Semangat!
To be continued
Published on August 22, 2020Salam sayang,
Elok VitalokaCuriga, mas A perangkai bunga. Soalnya tiap bahas dia ini hati berbunga-bunga.
Muehe uda kaya lagu girlband jaman dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA KITA
Teen FictionTulisan ini didedikasikan untuk seseorang yang mengajari makna setiap kata. Untuk beberapa tanya yang terkadang tak butuh jawaban juga penjelasan. Kepada semesta, terima kasih sudah menghadirkan dia ke dunia.