Sekitar satu jam sesampainya Namra dirumah, ada suara orang membuka pintu rumahnya, Namra yg penasaran berjalan menuju arah pintu dan benar suami nya yg pulang.
"Sudah pulang kak?" ucap Namra dengan senyum mengembang dan hendak memeluk suaminya tapi dihindari.
"Saya bersih bersih dulu" ucap Jihoon singkat dan langsung masuk ke kamar mandi.
Namra yg sudah selesai memasak dan menyiapkan nya diatas meja makan.
"Semalam tidur dimana?" tanya Jihoon yg tiba-tiba datang dan berdiri di depan nya dengan tangan dilipat di depan dada.
"Sama-kak-Rosie" ucap Namra terbata.
"Dimana? Bukan dengan siapa. Pertanyaan saya kurang jelas?" tanya Jihoon dengan tatapan mengintimidasi.
"Bukannya kamu tipe orang yg kemana mana selalu bawa ponsel, susah buat ngabari saya?" ucap Jihoon yg kini mensejajarkan kepalanya dengan kepala Namra.
Namra menunduk meremas rok nya, dia salah sangat salah karena itu tak berani berucap apapun."Kamu nemuin mantan pacar kamu saat saya nggak ada? Oh atau sebenarnya masih pacar hanya saya nggak tau?" ucap Jihoon dengan nada meninggi membuat Namra mendongak kan kepalanya ingin menjelaskan.
"Bermalam disana? Sama laki-laki itu? Kamu fikir saya nggak tau apapun yg kamu lakuin hmm? Meskipun kamu nggak bawa pak Lee, saya akan tetap tau kemanapun kamu bergerak.
Segitu nya nggak bisa nahan diri untuk nggak ketemu sampai berfikir saya bisa dibodohi hm?" ucap Jihoon berapi-api dan Namra masih diam dengan mata yg memanas."Kamu bercinta dengan nya? Mendesahkan namanya? Gimana rasanya bercinta dengan laki-laki lain saat suami kamu nggak ada? Lebih menggairahkan? Hah?" teriak Jihoon berapi-api.
Namra nggak pernah menyangka fikiran Jihoon akan sejauh ini, Namra mencoba menenangkan Jihoon dan menjelaskan nya."Kau tidak mempercayai ku?" ucap Namra sendu.
"Jangan sentuh saya, kamu lupa saya alergi dengan jalang" ucap Jihoon menangkis tangan Namra yg berusaha menyentuh nya.
"Kamu dan Seohee sama, sama sama......bitch" ucap Jihoon dengan mata memerah dan Namra? Bagai disambar petir disiang bolong ucapan itu begitu menusuk nya. Bitch? Seburuk itukah dia dimata Jihoon sekarang.
Namra diam dan menunduk tak tau harus melakukan apa hingga kalimat selanjutnya yg terucap dari bibir Jihoon."Keluar..dari..rumah..saya" ucapan Jihoon lirih yg membuat Namra menatap mata Jihoon sendu.
"Keluar dari rumah saya" teriak Jihoon dengan berapi-api dan tanpa menoleh kearah Namra.
Namra berjalan memasuki kamar nya, mengemasi barangnya, hanya beberapa potong baju yg dia bawa kesini, memasukkan nya ke dalam tas ransel kecilnya dan ponsel dompet lamanya, serta hasil pemeriksaan kehamilan nya. Hanya itu yg dia bawa, selain itu dia tinggalkan bahkan ponsel baru dan baju yg saat ini dia pakai, dia tinggalkan. Semua yg dia dapat dari keluarga Park, dia tinggalkan.
"Bulan depan kontrak kita berakhir, akan saya kirimkan surat cerai kita dan 10% bagian kamu ke rumah baru kamu" ucap Jihoon tanpa menoleh ke Namra.
"Surat cerai? Kontrak? Jadi yg dia ucapkan selama ini....bohong" lirih Namra memegangi dada nya yg sakit dan kaki nya yg melemas.
Namra berjalan gontai mendekati Jihoon.
"Terima kasih untuk kebaikan nya...memungut saya dari jalanan...dan mengembalikan saya kembali ke jalanan." ucap Namra berapi api tapi tidak digubris Jihoon yg masih memunggunginya.
.
.
Namra berjalan tak tentu arah, tak tau harus kemana. Dia kembali mengingat rumah lamanya yg sudah dia bayar sewa 2tahun ke depan untuk merawat bunga bunga nya.
Rumah nya masih sama masih lumayan untuk di tempati, tak banyak barang, sama seperti sebelum Namra masuk ke keluarga Park.
"Tidur dan mengistirahatkan diri sejenak, besok baru mulai cari kerja untuk bertahan hidup." ucap Namra menyemangati diri sendiriJihoon yg masih emosi memilih melampiaskan dengan meminum alkohol, sudah botol wyne ketiga yg dia tenggak tapi di tengah-tengah acara minum minumnya, Jihoon membuka aplikasi GPS yg selama ini sering dia buka untuk mengawasi pergerakan Namra.
"Kenapa GPS nya tidak bergerak? Masih di dalam rumah? Gw rasa gw uda mulai mabuk" ucap Jihoon dan berjalan masuk ke kamar.
Melihat semua barang yg dia berikan untuk Namra tergeletak diatas nakas bahkan ponsel barunya Namra yg sudah Jihoon pasang GPS ikut tergeletak disana dan bajunya yg masih utuh di dalam lemari membuat Jihoon semakin emosi.
"Segitunya lo nggak mau menyimpan barang pemberian gw, demi orang yg lo cinta, cih....kita lihat seberapa lo bisa bertahan hidup tanpa pengaruh dari gw. Lo nggak tau seberapa besar pengaruh Park di kehidupan banyak orang" ucap Jihoon meremas buku buku jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Husbu | Park Jihoon
FanfictionJadi menantu yg baik buat keluarga gw, nggk perlu buat gw