Memory

3.3K 201 8
                                    

"Kak Ji.....kak Ji dimana?" teriak Namra saat baru saja memasuki rumah tapi tidak melihat Jihoon ada dimanapun.
"Kak Ji....ngapain?"

"Eh Ra.....uda pulang?"

"Udah daritadi, aku liat mobil kak Jihoon udah di garasi makanya aku nyari kakak tapi daritadi aku panggil kenapa nggak nyaut?"

"Oh itu.....aku nggak denger, maaf ya"

"Kak Jihoon kenapa? Akhir akhir ini sering murung?"

"Aku nggak papa kok, mungkin hanya kecapekan kerja aja"
"Uda makan? Makan yuk"

"Belum, belum sempet. Itu apa?" tanya Namra melihat Jihoon menyembunyikan kertas di balik badan nya.

"Bukan apa apa, cuma berkas kerjaan. Turun yuk, kita makan..aku udah laper banget"

"Oh....iya"

"Kepala kamu masih sakit sayang?"

"Udah baikan kok. Tumbenan kak Jihoon manggil sayang, jadi baper" Namra nyengir.

"Baper aja nggak papa, mumpung masih nggak bayar" Jihoon terkekeh.
"Kapan check up lagi Ra?"

"Hmm? Besok sih mestinya, kenapa kak?"

"Aku anterin ya"

"Kak Jihoon nggak sibuk? Aku bisa sendiri kok"

"Besok aku free khusus buat kamu"

"Oghey capten" Namra tertawa.

☘️☘️☘️

"Gimana kuliah kamu Ra?" tanya Jihoon dalam mobil saat perjalanan check up ke rumah sakit.

"Lancar kak...." lirih Namra menatap dengan seksama pemandangan sepanjang jalan dari dalam kaca mobil nya, dan saat tiba-tiba sekelebat ingatan bayangan cahaya lampu mobil terlalu menyilaukan matanya saat dan brak......

"Aaaaaarrrggkkk" teriak Namra tiba-tiba menutup matanya.

Ini masih siang hari, tapi entah kenapa saat melihat sepanjang jalanan ini bayangan nya menjadi malam hari.

"Kenapa Ra?" Jihoon menghentikan mobilnya dan memeluk erat Namra.

Setelah mendengar ucapan dokter Yohan tempo hari, hari itu juga Jihoon bergegas ke bagian administrasi untuk mengecek kebenaran nya, dan dari semua kebetulan di dunia ini, kenapa harus Namra bocah perempuan itu.
Dada Jihoon terasa sesak dan tercekat, dia...pembunuh, dan dia pernah jadi pecundang dengan meninggalkan bocah perempuan itu sendirian.
Tapi ternyata begini cara Tuhan menghukumnya, begini cara Tuhan memaksa Jihoon untuk mempertanggung jawabkan perbuatan nya.
Mereka dipertemukan kembali oleh kebetulan, dan dipersatukan oleh Cinta.

"Apa Namra masih mencintaiku jika mengetahui semuanya" lirih Jihoon di sepanjang perjalanan pulang.

Otak Jihoon masih menyangkalnya, dia ingin membuktikan dengan Mata kepalanya sendiri.
Dan hari ini saat mengantarkan Namra check up ke rumah sakit, sengaja Jihoon melewati jalan tempat terjadinya kecelakaan maut itu.

Dan.....Namra benar bereaksi, dia berteriak histeris dan memelukku erat.
Lirih aku mendengar dia berucap "Oppa tolong aku, oppa dimana mamaku" kalimat yg sama persis dengan kalimat yg Namra ucapkan 10tahun yg lalu ketika mobilnya terjungkal dengan darah yg memenuhi seluruh wajah nya.

"Mianhe.......mianhe....." lirih Jihoon semakin mempererat pelukannya.

Namra menatap Jihoon dalam....
"Kenapa kak Ji menangis? Aku hanya tiba-tiba terkejut, apa aku membuat kak Ji khawatir?"

My Sexy Husbu | Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang