"Ayo pulang kenapa malah bengong" ajak Namra yg berjalan terlebih dahulu di depan Jihoon.
Jihoon yg masih bingung hanya bisa berjalan mengekori istrinya. Sinar matahari terasa sangat menyilaukan dimata Jihoon yg selama satu tahun ini hanya berada di dalam ruangan. Dan hembusan angin entah terasa lebih sejuk menerpa kulit, atau karena sudah lama Jihoon tidak merasakan hembusan angin yg seperti ini Hembusan angin kebebasan.
"Ra....bisa jelaskan apa yg terjadi?" Jihoon masih sangat bingung.
"Nanti...kalo sudah sampai rumah ya"
"Dan....apa aku boleh menggendongnya?" tanya Jihoon lirih.
"Bisa gendongnya?" tanya Namra.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Entahlah....aku belum pernah, tapi sangat exited" "Wah.....Ra aku bisa gendong bayi ternyata, dan nggak nangis loh" heboh Jihoon.
"Mungkin karna insting anak ke papanya, makanya Jisung nggak nangis meski baru pertama di gendong papanya" ucap Namra malah membuat Mata Jihoon berkaca-kaca.
Sungguh Jihoon tidak pernah membayangkan semua keberuntungan masih berpihak kepadanya. Dia fikir dia tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk melihat putranya apalagi sampai bisa menggendongnya seperti ini.
"Kenapa malah nangis hmm?" bisik Namra mulai melajukan mobilnya dengan Jihoon duduk di sebelahnya memangku Jisung bayi mungilnya yg ternyata sudah terlelap di pangkuan papanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
