My Sexy Husbu | Park Jihoon

Badai

Jihoon yg terus memikirkan perkataan Namra meski sudah berada di dalam mobil Junkyu.

"Kenapa lo? Kesambet?" tanya Junkyu yg melihat Jihoon bengong terus sekeluarnya dari toserba.

"Gw liat Namra" lirih Jihoon tapi masih bisa di dengar Junkyu.

"Lo gamon bro, semua cewek yg lo liat juga dimata lo itu bini lo" ucap Junkyu cuek.

"Gw serius" ucap Jihoon sambil jarinya menunjuk kearah toserba yg dinding nya terbuat dari kaca jadi isi di dalam toserba terlihat semua.

"Eh beneran dia, lah lo bilang dia selingkuh ama sepupu lo, kenapa sekarang malah jadi kasir disitu" tanya Junkyu heran.

"Gw juga heran, apa dia dipake doang trus dibuang ama Solomon." ucap Jihoon frontal.

"Mulut lo Ji...frontal banget, lagian emang lo ada bukti apa?"

"GPS yg gw pasang apa masih kurang membuktikan?" jelas Jihoon dengan muka emosi nya.

"Namra nginep rumah sepupu lo bukan berarti mereka making love kan" ucap Junkyu mengernyitkan dahi nya.

"Eh..mereka semesra itu waktu SMA, trus cewek cowok tidur satu atap berdua doang ngapain lagi, ngopi bareng gitu?" teriak Jihoon semakin tersulut emosinya.

"Ya serah lo dah, lo uda setahun hidup bareng Namra dan lo yakin gitu dia bakal ngelakuin hal serendah itu? Klo kata gw sih Namra nggak mungkin kayak gitu. Tapi...fix kan nih Namra uda lo buang? Jadi gw boleh dong deketin dia... Biar kata bekas lo juga kalo cewek nya sebaik Namra gw siap nikahin n nafkahin dia" ucap Junkyu menatap Jihoon sinis.

"Gw bunuh lo" ucap Jihoon dengan tatapan membunuh nya.

"Plin plan nih anak, dia yg buang tapi nggak rela diambil orang." ucap Junkyu kesel.
.
.
.
Jihoon berjalan cepat kearah apartment Solomon, mengetuk pintu keras hingga mengejutkan sang pemilik rumah.
Solomon yg berjalan cepat dan segera membukakan pintu.

"Ada apa k...?" belum sempat Solomon menyelesaikan ucapannya, bugghhhh....
Satu pukulan mendarat di wajah Solomon yg membuat nya tersungkur ke lantai hingga bibirnya mengeluarkan darah.

"Brengsek apa apaan ini?" teriak Solomon yg tidak terima tiba-tiba dipukul.

"Lo lebih brengsek, lo apain istri gw hah?" teriak nyalang Jihoon yg teriakan nya menggelegar di seluruh ruangan.

"Apa maksud lo sih kak?" protes Solomon yg masih kebingungan.

"Masih berani lo manggil gw dengan sebutan kakak setelah lo tidurin istri gw hah?" teriak Jihoon.
"Lo sama bangsat nya sama kakak lo, masih kurang puas sama apa yg uda kakak bangsat lo itu lakuin ke gw, sekarang giliran lo yg hancurin hidup gw?" teriak cepat Jihoon tanpa memberi waktu Solomon untuk menjelaskan.
"Dan setelah lo tidurin istri gw, lo buat dia pergi dari rumah gw, sekarang lo tinggalin dia gitu aja sampe dia kembali ke kehidupan susah nya kayak dulu, gitu?"

"Tunggu....nidurin istri lo?"
"Gw sih pengen nya gitu" Solomon terkekeh yg semakin menyulut emosi Jihoon hingga mencengkeram kerah baju Solomon.
"Kalo gw bisa...uda gw lakuin dari dulu" teriak Solomon.
"Nyatanya istri lo masuk ke rumah gw aja nggak mau, gimana gw bisa nidurin dia" teriak Solomon nggak kalau emosinya.

"Lo fikir gw bego hah? Lo fikir ada perempuan bermalam dirumah laki-laki tanpa tidur bareng trus mau ngapain lagi, ngopi bareng?" teriak Jihoon nggak kalah sengit.

"Nyatanya ada, dan itu istri lo. Lo pasang GPS di tubuh istri lo sendiri? Yg lo liat cuma dia yg bermalam dirumah gw, tapi lo nggak cari tau kenapa dia bisa ada dirumah gw dan kenapa dia bisa nginep dirumah gw, lo nggak ngeliat malam itu badai salju, dan lo juga nggak liat malam itu ada longsor di jalan depan apartment gw, kalo lo nggak percaya mulut gw lo bisa tanya kak Rosie, dia yg maksa istri lo buat bermalam dirumah gw karna memang nggak memungkinkan untuk pulang, tapi istri lo tetep kekeh ada di teras dan nggak mau masuk karna takut sama lo" teriak Solomon.
"Dan satu lagi...lo bilang gw yg buat istri lo keluar dari rumah? Lo yakin secinta itu istri lo sama lo dan tiba-tiba dia ninggalin rumah? Bukan karna lo yg ngusir dia dari rumah?" ucap Solomon dengan tatapan mengintimidasi.

"Sekali lo lepasin Namra, selamanya lo nggak akan bisa dapetin dia lagi. Namra bukan tipe pemaaf" ucap Solomon dengan smirknya dan meninggalkan Jihoon berdiri mematung mencerna setiap ucapan Solomon.

Jihoon yg tetap dipenuhi awan gelap, tidak mau semudah itu percaya dengan ucapan Solomon.
Masuk ke mobilnya dan mencari laptop, mencari apa yg terjadi pada malam di tanggal itu pada pencarian web. Dan benar saja, ada badai salju malam itu. Dan ada longsor salju tepat di perempatan depan apartment Solomon.

"Kenapa dia nggak bilang ke gw kalau ada badai salju" lirih Jihoon.

###

Menginjak pedal mobil nya hingga sampai ke sebuah rumah yg Jihoon yakini sekarang Namra tinggal disana, iya rumah kontrakan Namra yg dulu dia tinggali.
Memarkirkan mobil jauh di bawa dan berjalan menaiki anak tangga hingga berada tepat di depan rumah Namra.
Menunggu tepat di teras rumah Namra meski sekarang sudah tengah malam, terlalu sepinya lingkungan tempat tinggal Namra, hingga meski Jihoon yg notabennya orang asing berada semalaman di depan rumah Namra, tidak akan ada yg curiga.

"Kenapa dia bisa tinggal di tempat semengerikan ini, sedangkan dia adalah perempuan" lirih Jihoon yg mulai merebahkan tubuhnya di lantai teras.

"Uweekkk...uweekkk..." suara Namra yg tengah malam terbangun karna muntah muntah pun terdengar sampai ke teras dan membuat Jihoon yg nyaris tertidur kembali membuka matanya.

"Dia sakit?" lirih Jihoon yg mulai khawatir tapi tidak banyak yg bisa Jihoon lakukan saat ini.