Pancaran cahaya mulai masuk ke dalam retina mataku. Aku menyesuaikan kadaran pencahayaan yang masuk ke dalam mataku. Sungguh kepalaku sangat pening. Yang aku ingat hanya aku terjebur ke dalam sumur belakang rumah, setelah itu aku tak dapat mengingat lagi. Aku meringis kecil memegangi kepalaku. Yah, untungnya aku bisa selamat.
"Kamu sudah tidak apa-apa?" tanya seorang wanita muda. Aku menoleh. Siapa wanita ini? aku tak mengenalnya. Dan dimana aku? Ini bukan rumahku! Apa aku diculik? Tapi yang benar saja, masa penculik menculik orang yang kejebur di sumur? Ini terdengar konyol.
"Saya dimana? Ini bukan rumah saya!" seru ku.
Wanita itu menaikkan satu alisnya. "Kau sepertinya tidak pernah diajarkan tata karama ya. Ya, memang ini bukan rumah kamu. Kamu ku temukan di sebuah danau. Aku pikir kau adalah mayat, ternyata masih hidup. makanya ku rawat," jelas wanita muda itu. Hah? Danau? Bukannya aku kejebur sumur yah? Apa-apaan ini?
"Da-danau? Perasaan saya terjebak ke dalam sumur,bukan-"
" Kau terjebur disebuah danau yang luas di dekat daerah Bubat, bukan sumur!" sanggah wanita itu.
"Hah? Apa?" tanyaku tak percaya. Aku masih berusaha mencerna dimana keberadaan ku. Ini konyol. Ya kali aku berpindah tempat bergitu saja. Seolah ketika aku terjebur ke dalam sumur kemudian berpindah ke dimensi yang lain. Dan aku perhatikan juga, pakaian wanita muda itu bak pemain film kolosal.
"Kenapa kau mengenakan kemben dan jarik? Bukannya itu sudah terlalu kuno?" tanya ku. Wanita itu melongo kaget.
"Lalu aku harus pakai apa jika aku tidak memakai ini? memakai sebuah karung goni? Justru harusnya aku yang bertanya, pakaian aneh apa yang kau pakai itu? Pakaian yang sangat memperlihatkan lekuk tubuhmu. Dan kau harus memperhatikan cara bicara mu, untung aku ini bukan orang yang terlalu menekankan kasta,"
Ah, sepertina wanita memiliki mulut yang pedas. Dan sepertinya wanita yang berada didepan ku ini adalah wanita bangsawan. Ya, Memang sih, aku memakai celana legging serta baju crop yang pas dengan tubuh ku. Namun, masa bodoh dengan itu.
"Lalu, sekarang dimana aku?" tanya ku. Wanita muda itu mendesah pelan. "Kau tidak ingat siapa kau dan dimana kau sekarang?"
"Ah, sepertinya kepalaku terhantuk batu cukup keras ketika terjebur ke danau, ada beberapa hal yang aku lupakan, aku hanya mengingat namaku," bohong ku. Sip, aku bisa dengan mudah meluncurkan sebuah kebohongan.
"Sekarang kau berada di ibukota Majapahit, Trowulan. Dan sekarang tahun 1278 saka,"
Mata ku membelalak tak percaya. Majapahit? Ini sebuah lelucon besar. Pasti aku tengah lucid dream. 'kan aku terjebur ke dalam sumur, kemudian aku pingsan dan masuk ke dalam 'lucid dream' ku. Hahaha, tapi ini lucu.
"Jangan bercanda. Majapahit? Aku ini tinggal di Indonesia! Kenapa bisa ada sampai Majapahit?!"
"Aku tidak tahu kerajaan apa itu. Apakah itu salah satu kerajaan kecil yang sudah ditundukkan oleh Majapahit?" tanya wanita itu.
Tidak ada Indonesia, tidak ada Mojokerto. Lantas bagaimana caranya aku pulang?
"Mimpinya kok nyata banget yah?" gumam ku pelan namun masih bisa terdengar.
"Ini bukan mimpi. Kau sepertinya terjatuh ke danau ketika mabuk ya?" terka wanita itu. Aku membulatkan mata. "TIDAK YA!"
"Tolong tampar aku agar aku bangun dari mimpi aneh ini," pinta ku. Wanita itu benar-benar menamparku. Dan sayang nya aku tak terbangun. Aku masih tetap disini.
"Jadi aku gak mimpi? Ini benar-benar Majapahit?"
"IYA! INI MEMANG MAJAPAHIT! YA AMPUN MULUTKU BERBUSA KARENA TERUS MENYAKINKAN MU TENTANG HAL INI!"
Otakku berhenti bekerja, dan sedetik kemudian aku jatuh pingsan, karena shock yang mendalam.
---
Jangan lupa votment yah
KAMU SEDANG MEMBACA
Him, Sri Rajasanagara [MAJAPAHIT]
Historical Fiction[follow dulu sebelum membaca] "I love you in every universe, Hayam," bisik seorang gadis di telinga seorang laki-laki muda dengan mahkota emas bertengger di kepalanya. Si laki-laki tertegun. "Apa yang kau maksud? Ayolah, jangan bicara dengan bahasa...