Chapter 26

1.8K 190 5
                                    

"Baiklah."

Keputusan final Hayam telah keluar. Aku yang tengah menundukkan kepala, langsung mengangkat kepalaku sehingga mata kami bertemu. Dari tatapannya, ia merasa berat untuk mengambil keputusan ini.

"Aku percaya akan kemampuan, jadi jangan sia-siakan kepercayaan ku padamu, Derana," ucap nya dalam.

"Terimakasih, sudah percaya dengan ku. Akan ku pastikan rencana ini berhasil, dan aku akan baik-baik saja," ucap ku meyakinkan Hayam. Hayam tersenyum simpul, kemudian mengacak rambut ku. Hanya dengan mengacak rambut ku, kini perut ku seperti penuh dengan kupu kupu. Tanpa sadar, semburat merah mulai muncul di pipi ku. Padahal hawa disini sebelumnya dingin, mengapa kini terasa panas?

"Ayo ke dalam, kita beri pengertian pada Yunda Sudewi dan Wira," ajak Hayam seraya mengulurkan tangannya seolah mengajak tangan ku untuk meraihnya.

Aku tersenyum kecil. Kemudian membalas uluran tangan tersebut.

***

"Tidak bisa! Derana, kau kan bekerja dibawah ku, aku tuan mu!" Seru Yunda Sudewi. Wira manggut-manggut. "Lagian, kenapa bisa bisanya Hayam juga oke oke aja?"

"Wira, jangan berbicara dengan bahasa yang tidak ku mengerti," kata Hayam kemudian.

"Maksudku, kenapa kau mengizinkan Derana untuk ikut dalam rencana? Padahal kemarin kau sangat menentang ia untuk ikut?" Tanya Wira.

Hayam kemudian menghela nafas nya. "Tadi setelah aku berbincang dengan Derana, aku memikirkan lagi. Derana mengatakan, Lebih baik kau membawa orang yang berkompeten, agar tingkat keberhasilan rencana ini semakin besar. Hal ini juga membuat ku juga tersadar, aku tidak bisa mencampurkan urusan pribadi dengan urusan seperti ini. Sebagai Raja, seharusnya aku bisa memanfaatkan apa yang aku bisa manfaatkan. Demi, sebuah keberhasilan, demi Majapahit."

Wira kemudian mendengus kasar. "Jadi kau membiarkan orang yang kau cintai di ambang bahaya? dimana akal sehat mu, Hayam?"

"Aku percaya akan kemampuan Derana," balas Hayam dingin. "Aku percaya dengannya. Jika ditanya, aku khawatir. Sangat khawatir."

Terjadi keheningan diantara mereka. Beradu dengan pikiran mereka sendiri.

"Derana itu bawahan ku. Aku tidak mengizinkan," ucap Yunda Sudewi.

"Disini, aku memiliki jabatan lebih tinggi, aku bisa melakukan apa saja," ucap Hayam lagi. "Jika Raja menginginkan ini, ya terjadi lah."

Yunda Sudewi terdiam. Karena memang faktanya begitu. Yunda Sudewi sendiri, pada akhirnya menyerah. Membiarkan ku sendiri ikut serta dalam rencana.

"Jika sesuatu hal terjadi pada Derana, maka kau lah orang pertama yang akan merasakan pukulan ku, Hayam," ucap Wira. Yunda Sudewi membelalakkan mata.

"Wira!" peringat Yunda.

"Derana dalam tanggung jawab ku. Akan ku pastikan, yang berani menyentuh nya akan habis di tangan ku," ucap Hayam tegas.

"Kalau begitu, panggil Kemala dan kita mulai rapat nya."

Him, Sri Rajasanagara [MAJAPAHIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang