Hari kemarin benar-benar menguras air mata Vanessa, sebagaimana waktu yang terus berjalan, Vanessa pun harus kembali memulai hari barunya. Vanessa memulai paginya dengan baik, Vanessa berfikir panjang semalam untuk keputusan apa yang akan ia ambil. Karena jika terus stuck di posisi dia saat ini, maka tidak akan ada kemajuan. Hanya akan terasa terus menyakitkan.
Hingga lagi dan lagi hanya waktu istirahat yang Vanessa dapatkan untuknya bersantai. Saat ini Vanessa sedang duduk berkelompok setelah pelajaran panjang. Setelah kecerian di awal awal, kini pelajaran bahasa indonesia meruntuhkan semangat Vanessa, materinya mengenai debat.
Kelompok Vanessa masih belum beranjak dari kursi, kelompoknya kalah dalam praktek debat yang diberikan oleh Bu Dewi, guru Bahasa Indonesia. Selain topiknya yang berat, lawan mereka juga cukup kompeten, yaitu kelompok dengan poin tertinggi dalam keseluruhan tiga kelas unggulan saat ini. Kekalahan itu membuat mereka lemas tidak berdaya.
Irshal yang berada di kelas berbeda berlari masuk kelas menuju ke arah bangku Vanessa dengan histeris. Saat sampai pun Irshal langsung menangkup kedua pipi Vanessa, bahkan hingga memeluk Vanessa. Semua orang di bangku itu heran melihat tingkah over dramaticnya Irshal.
"BABYYY ARE YOU OKAY?? GUE WORRIED DENGER KABAR TENTANG LO!! MO NANGIS RASANYA!!!"
Irshal berbicara dengan dramatis membuat dia dijadikan pusat perhatian dan berhasil membuat Vanessa risih karena banyak mata juga tertuju padanya.
"LEPASIN GAK! Lagian apaan sih deket deket, gak liat kita lagi gak mood gini," ucap Agil yang menarik Irshal agar berjauhan dari Vanessa.
"Iiwwww... kenapa sih? Lagaian lemes kenapa sih? Sebelum berangkat sekolah gak sarapan dulu ya?"
"Kita kalah debat, gue gagal gendong kelompok gue," timpal Agil pada Irshal mengatakan aksi so heroik gendong tim.
Mendengar itu Zafran melemparkan tempat pensil kecil milik Maya ke wajah Agil, "Gendong kelompok apaan, lo aja gak nguasain materinya. Lo ngomong doang, isinya kosong. Jawabannya muter muter terus!"
"Gak usah berantem please, seenggaknya Agil ada usaha ngomong buat kelompok kita," ucap Naya.
"Lagian lo ngapain sih temenan sama bencong Kalimuara modelan gini, berisik!!" sinis Zafran.
Mulut Irshal membuka lebar. Tak percaya mendengar kata-kata tajam yang Zafran keluarkan. Apa katanya? Bencong Kalimuara?
"HEH!! BACOT DI JAGA!!!"
Irshal melangkah menuju Zafran lalu menjambak rambut Zafran. Pertengkaran kecil terjadi di meja itu. Agil berusaha menarik tubuh Irshal sementara Vanessa melepaskan tangan manja Irshal dari rambut Zafran.
Kedatangan Irshal benar-benar membawa huru hara di kelompok Vanessa yang sedang mengalami mental breakdown setelah kalah.
"Woii udah dong. Kenapa jadi berantem? Kamu kenapa Shal? Ada apa mendadak ke kelas, biasa juga nungguin di kantin. Tadi bilang apa? Ada apa sama Sasa?" tanya Vanessa.
KAMU SEDANG MEMBACA
With or Without You : Kita Belum Usai.
Jugendliteratur"Jika cinta tidak akan membuatmu bingung lantas mengapa aku termenung?" -Vanessa- Bagiku, dia adalah orang ketiga dihubungan kita. Tapi untuknya, yang memilikimu lebih dulu, akulah pelakunya, akulah yang telah merebutmu. Tapi, bukankah seharusnya...