(10) Kita Kepingan Luka Yang Tak Saling Memahami

111 22 2
                                    

Meskipun terkadang perkataan Renata menyakitkan apalagi untuk Vanessa yang hatinya sensitif tapi sebenarnya Renata adalah orang yang asik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun terkadang perkataan Renata menyakitkan apalagi untuk Vanessa yang hatinya sensitif tapi sebenarnya Renata adalah orang yang asik. Vanessa dan Nayya pulang ke rumah Vanessa pukul 9 malam.


Saat Vanessa membuka pintu rumahnya Vanessa langsung naik pitam. Rasa marah meliputi Vanessa, saat itu pula Nayya berusaha mencegah amarah Vanessa yang begitu meledak-ledak.

Vanessa melemparkan paper bag berisi tiga buah novel ke arah Veroz yang sedang pacaran, duduk sampingan di kursi ruang tamu.

"ABANG!!!" teriak Vanessa sambil berjalan mendekat pada abangnya, Veroz.

Vanessa menarik kasar perempuan yang sedang bersama Veroz. Tanpa tau alasannya kenapa Vanessa semarah ini, Veroz juga menghempaskan tarikan tangan Vanessa dengan kemarahan juga. Vanessa dan Veroz, dua V bersaudara saling emosi karena seorang perempuan.

Tampaknya teriakan Vanessa mengundang perhatian Papahnya. Anggara keluar karena khawatir saat melihat putrinya berteriak.

Plak!!

Tanpa aba aba, di depan Papahnya dan Veroz, Vanessa langsung menampar perempuan itu, ia juga mendekat dan menunjuk wajahnya, "Berani beraninya kamu dateng ke rumah aku!!"

Semua orang terkejut, mata Anggara membulat membulat menyaksikan tindakan Vanessa, Nayya yang tak menyangka juga menutup mulutnya yang terbuka.

"VANESSA! Kamu apa apaan sih, dia pacarnya Abang jangan dikasarin gitu!" ucap Veroz penuh penekanan.

Anggara langsung menarik Vanessa ke dalam pelukannya dan menjauh dari Veroz.

Dengan emosi yang menggebu Vanessa menatap keduanya, "Putusin dia sekarang juga!!!" pinta Vanessa penuh penekanan.

"Apaan sih kamu kok ngatur. Pah bawa Vanessa ke dalem aja, malu sama pacar Eroz," ucap Veroz.

"Yuk, Ecaa ikut sama Papah, biarin Abang sama pacarnya. Adek Eca juga kan gak pernah Abang Eroz larang kalo pacaran," ucap Anggara lembut sambil membujuk agar Vanessa luluh dan bergerak menjauh dari Veroz.

Dadanya sesak karena emosinya tidak bisa Vanessa keluarkan begitu saja, "Gak mau. Vanessa gak mau. Papah sama Abang gak tau kan sejahat apa si Alessia ini ke Eca?" ucap Vanessa penuh penekanan.

Vanessa melepaskan pelukan Papahnya dan mendekat kembali ke arah Alessia, pacarnya Veroz.

Vanessa mendorong bahu Alessia dengan kencang, "CEWEK KAYAK DIA GAK USAH DIPACARIN!"

Anggara memegang tangan anaknya agar tidak mendorong bahkan menyentuh Alessia. Sementara Alessia yang ada di hadapan Vanessa kini tak berkata apapun, dia bahkan terlihat sangat melemah. Ini jelas bukan Alessia yang Vanessa kenal dan itu membuat Vanessa semakin tidak suka.

Wajah lemah yang ada di hadapannya tidak muncul di benak Vanessa, yang muncul adalah bagaimana wajah Alessia yang menjambak Vanessa ke tengah lapang. Bagaimana wajah Alessia yang selalu memojokannya dan merundungnya.

With or Without You : Kita Belum Usai.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang