Awal Januari tahun 2020 tepatnya di hari Senin, merupakan hari yang yang krusial bagi Ghina, dimana pada hari itu jadwal pertemuan pertama Ghina melakukan kontrak kerja dalam kurun waktu satu tahun dengan sebuah lembaga politik pemilihan umum atau PANWASLU di tingkat Kecamatan.
Panwaslu merupakan kepanjangan dari panitia pengawas pemilu, Panwaslu Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu kabupaten/Kota untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan, dimana tugasnya itu untuk melakukan pencegahan dan penindakan di wilayah kecamatan terhadap pelanggaran Pemilu, yang terdiri atas : Mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan, mengoordinasikan, menyupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan, tak hanya itu Panwaslu juga kerap melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah daerah setempat terkait meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu di wilayah kecamatan, menyampaikan hasil pengawasan di wilayah kecamatan kepada Bawaslu kabupaten/Kota atas dugaan pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu atau dugaan tindak pidana Pemilu di wilayah kecamatan, Menginvestigasi informasi awal atas dugaan pelanggaran Pemilu di wilayah kecamatan serta memeriksa dan mengkaji dugaan pelanggaraan Pemilu diwilayah kecamatan lalu menyampaikannya kepada Bawaslu Kabupaten/ Kota. Singkatnya tugas Panwaslu itu merancang dan mempersiapkan arah jalannya pemilihan umum kelak nanti pada tahun 2021.
Ghina yang mulai bergegas mempersiapkan diri untuk menghadiri meeting perdananya tersebut siang hari itu menelpon temannya Algi menanyakan perihal keseriusan mengenai kontrak kerja, alih-alih mendapat antusias ia malah menjawab dengan santainya.
"Waktunya dicancel Ghin, ternyata nanti sore, kalo siang pak Farhan sedang ada urusan katanya, kamu siap-siap aja dulu , nanti sore aku jemput!" tukasnya sambil memutus sambungan sepihak.
Kini tibalah sore hari, dengan udara sedikit sejuk usai gerimis menghampiri.
"Assalamu'alaikum, " sapa Ghina dan Algi memasuki pintu bangunan rumah tua itu.
"Mari, silakan duduk. " ucap beberapa orang bapak-bapak yang tengah asik meminum kopi.
"Kami sudah nunggu dari tadi, tinggal kalian berdua saja yang belum kumpul, " sambung suara ibu-ibu yang satu-satunya berada diruangan tersebut.
"Yasudah karena semuanya sudah kumpul, mari kita buka acara pertemuan kita kali ini!" sahut pak Farhan memecahkan situasi.
Ghina seolah kikuk dan tegang berada diantara mereka yang notabene nya ada yang sudah bergelar, mengenyam bangku kuliah dan berpengalaman, maka sudah dipastikan masing-masing dari mereka ahli dalam bidangnya, terutama dalam bidang politik, paling tidaknya sudah khatam dengan dunia organisasi.
Panitia Panwas terdiri dari 9 orang, dimana 2 orang perempuan yang dihuni oleh sosok ibu-ibu tadi yang sedikit jentaka, serta Ghina yang bisa dikatakan paling muda jika direntetkan dengan mereka, sisanya didominasi oleh laki-laki.
Setelah pembukaan dan sambutan yang disampaikan oleh pak Farhan, masing-masing dari kita mengungkapkan bionarasi dengan singkat disertai pemaparan kemampuan, pengalaman, dan bukti valid bahwa kita layak menerima job kepanitiaan kali ini, ya mungkin sesi ini semacam interview, ekstremnya harus dilihat oleh semua orang yang merupakan anggota dari Panwas tersebut.
Ghina yang masih newbie dalam dunia pekerjaan itu nyaris gugup dan tremor, ia mengemukakan fakta seadanya dan semampunya, walau gak bisa dipungkiri degupan jantungnya semakin menjadi dan lidahnya seolah kelu dalam berkata, konyol memang.
Kemudian beranjak ke sesi pembagian tugas, kebetulan pak Farhan menjabat sebagai ketua disana, jadi dengan mudahnya ia mengatur pembagian tugas dengan mempertimbangkan skill dan pengalaman dari kami, termasuk Ghina dan Algi yang basicnya dangkal akan hal tersebut, jadi mereka manut dan mangguk-mangguk begitu saja kala menerima instruksi dari pak Farhan.
Setelah pembagian tugas, butuh waktu beberapa menit untuk Ghina paham, ternyata ia dijadikan staf pendukung yang mana tugasnya mendukung dan membantu hal-hal yang diperlukan anggota panwas demi berjalannya sistem kerja pemilu sebagaimana mestinya.
Ia fikir tugasnya cukup ringan seperti halnya mengerjakan beberapa pekerjaan di rumah, yakni menyapu, mengepel, mencuci piring, memasak, sesekali membantu mengetik surat, bikin proposal, ngeprint, mengatur surat masuk dan keluar, merapihkan dan menyusun berkas-berkas. Sederhananya mampu menjaga keamanan dan kenyamanan kantor."Bu Ghina, silakan tandatangani surat kontrak kerja ini! selamat bergabung, semoga kita bisa bersama membangun harmoni kekeluargaan dalam menjalankan tugas di Panwas ini." Ucap pak Farhan membuyarkan konsentrasi Ghina sambil menyodorkan selembar kertas yang bermatrai.
Pak Farhan merupakan rekan kerja Algi, usianya terpaut 10 tahun lebih tua dari kami, beliau seorang aktivis, pebisnis, volunteer dan juga politikus. Algi dan pak Farhan dipertemukan dalam sebuah acara kampanye walikota di sebuah gedung Jakarta, usut demi usut ternyata pak Farhan sekampung dengan Algi yakni sama-sama di kampung Cilawu, Garut, Jawa Barat. Konon pak Farhan pernah kuliah di salah satu institut vokasi yang ada di Bogor, tapi sayangnya belum sempat mengkhatamkan beliau sudah mendapatkan gelar KKN, yakni Kuliah Kerja Nikah, hehe...
Walaupun begitu beliau merupakan perintis organisasi FORKOP yakni Forum Komunikasi Pelajar sekecamatan Cilawu, serta pendiri majlis ta'lim Asshidiqiyah, tak hanya itu beliau juga aktif di berbagai kegiatan daerah dan politik di Jawa Barat. Beliau orangnya ramah, bijaksana, dan berdedikasi, terlihat dari cara beliau menyampaikan gagasannya dengan lugas, memberikan banyak afirmasi, petuah serta nasihat.Sebagai seorang aktivis yang relasinya cukup banyak, tak heran jika beliau sebelumnya kenal dengan ketua Bawaslu kota Garut. Di Panwas beliau menjabat sebagai Ketua sekaligus Divisi Humas dan Hubal, maka dari itu beliau berwenang mengajak Ghina untuk bergabung dalam kepanitiaan Panwas tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIANSI
Random"Susah ya kalo sudah terikat, tapi hati menjalankan dengan berat🍂" Hembusan nafas kasar Ghina memenuhi ruangan pekik yang berukuran lumayan besar ini, bangunan tua yang tak ramai penghuni ini sudah dikontrak 2 bulan yang lalu oleh salah satu inst...