H

5 0 0
                                    


Bu Rere merupakan rekan perempuan satu-satunya Ghina selama di Panwas, sisanya didominasi oleh laki-laki, seperti pak Farhan, pak Rifqi, pak Zafran, pak Estu, pak Danang dan Algi teman sekolah SMA nya dulu.

Usia Bu Rere diperkirakan tidak beda jauh dengan pak Estu, lagi-lagi semangatnya masih berkoar dalam berorganisasi, beliau asli dari tanah Jawa yang merantau ke wilayah Sunda, terlihat dari cara berbicaranya yang masih kental dengan logat jawa, orangnya sedikit jaim, protektif dan perfeksionis, beliau mempunyai anak perempuan semata wayang yang sedang menempuh pendidikan jenjang SD, saking terstruktur kehidupannya, ia kini sudah galau memikirkan SMP/MTS mana yang harus dipilih untuk pendidikan selanjutnya yang harus ditempuh anaknya, mempertimbangkan kualitas, jarak tempuh, sampai lingkungan pergaulan sekolahnya nanti.

Beliau menjabat sebagai anggota Divisi SDM dan Organisasi di Panwas, dimana tugasnya merencanakan dan menyusun anggaran pengawasan Pemilu dan Pemilihan, pelaksanaan seleksi Anggota Panwaslu Kecamatan, pembinaan Panwaslu Kecamatan sampai dengan Pengawas TPS, sosialisasi dan peningkatan kapasitas di bidang sumber daya manusia & organisasi, data informasi, serta menyiapkan laporan akhir divisi SDM.

Seharusnya Ghina dekatnya dengan Bu Rere, tetapi malah sebaliknya, ia merasa sungkan dan canggung jika berhadapan dengannya, kadang sikapnya bikin keki dan memicu badmood, mungkin karena perlakuan darinya yang kurang humble, kurang merangkul dan kurang peka terhadap jiwa-jiwa milenial layaknya Ghina, diperkuat dengan raut wajahnya setengah sinis, pernah pada suatu hari Bu Rere membawa jamur ke Kantor, katanya itu dapat pemberian dari saudaranya pedagang jamur, terus ia menyuruh Ghina untuk memasak jamur tersebut, di dapur ia mengajarkan cara memasak jamur yang baik dan benar, biar hasilnya optimal, tanpa membantu Ghina sedikitpun karena ia harus kembali rapat, Ghina cuma bisa merespon dengan beberapa kali anggukan, setelah jamur nya itu matang lalu dihidangkan oleh Ghina, rekan-rekan lain menyantapnya dengan penuh lahap, namun tidak dengan Bu Rere yang harus membandingkan masakannya dulu dengan Ghina, lalu kemudian memuji dan bertanya perihal bumbu apa saja yang Ghina pakai ketika membuat sayur jamur, seolah ingin tahu tapi gengsi, alhasil dengan sabarnya Ghina menjawab dan menjelaskan, tak hanya itu ketika anaknya bermain ke kantor, mungilnya fisik Ghina pernah dibandingkan dengan anaknya yang notabene nya masih SD.

Itu semua cukup membuat Ghina keki dan badmood. Terlepas dari itu sebenarnya Bu Rere orangnya baik dengan catatan kalo sudah akrab dan bisa membeli hatinya, ia disiplin, bijak dan kadang suka memberikan nasihat.

Konon ia sudah berpengalaman dalam Panwas tahun sebelumnya, suaminya juga dari profesi yang sama, lahir dari organisasi Bawaslu, berjiwa aktif dan suka mengabdi.

ALIANSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang