G

5 0 0
                                    


Seperti biasa pagi hari ini Ghina harus bekerja, jarak kantor dengan rumah Ghina tidak terlalu jauh, ia memakai angkutan umum yang relatif lebih merakyat dengan tarif tiga ribu rupiah saja untuk sampai berada di depan gang kantor Panwas, kesananya Ghina memilih untuk jalan kaki yang  jaraknya sekitar lima puluh kilometer, itung-itung membakar kalori dan bisa menikmati suasana pedesaan yang asri ini dipagi hari, fikirnya.

Setelah tiba di kantor, jam menunjukkan pukul delapan lewat lima menit, Ghina mulai beringsut menuju dapur untuk membersihkan ruangan tersebut, dari mulai mencuci piring, membersihkan kompor, membersihkan magicom, menanak nasi, menggunting runtuyan kopi, membuang sampah, menyapu, mengepel sampai masak untuk makan siang.

semua pekerjaan ia sapu habis dengan telaten dan penuh semangat pada pagi hari ini, seperti sekarang yang sedang Ghina lakukan yaitu sedang memasak sayur tauge, ikan teri, telur dadar, dan sambal.

Perlahan Ghina mengiris bawang merah, bawang puting, cabai, tomat dan daun bawang, setelah pernak pernik aksesoris bumbu sudah siap, Ghina mulai memanaskan wajan dan menumis bumbu-bumbunya sampai bawang merah dan bawang putih tersebut berubah warna kecoklatan dan tercium aromanya  wangi, lalu Ghina mulai memasukkan sedikit air ke wajan disusul dengan sayur tauge yang telah dicuci bersih tadi.

Ditengah  asiknya memasak, samar-samar terdengar suara langkah kaki menuju dapur.

"Lagi apa bu?" tanya Bu Rere melihat arah kompor.

"Eh, ini Bu ... Ghina lagi masak buat makan nanti siang," jawab Ghina mengorak ngarik masakan.

"Emang menu nya apa aja  buat nanti siang ?" tanyanya lagi penasaran.

"Hm ... cuma sayur tauge, ikan teri, telur sama sambal doang sih bu, stok di kulkas cuma ada itu," tutur Ghina menjelaskan.

"Oh, gak apa-apa bu yang penting kita makan, duh maaf ya saya gak bisa bantuin di sini, soalnya mata saya suka perih kalo mengiris kayak gitu, nanti kalo sudah matang langsung bawa aja ya makanannya ke depan!" perintah Bu Rere ia langsung pergi menuju ruang depan.

"Oh iya gapapa Bu, siap nanti dianterin." jawab Ghina mengguratkan senyum simpul.

ALIANSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang