R

1 0 0
                                    

Setelah Ghina mempertimbangkan, meminta pendapat , bertanya pada hati, bermonolog dan yakin mengambil risiko atas semua keputusan yang akan diambil, akhirnya  bertekad bulat memilih untuk resign.

Ghina sedikit mendapatkan pencerahan dan keberanian untuk melangkah, kali ini ia yakin keputusan nya bukan hawa nafsu semata, bukan perihal  honor dan rekan yang bermartabat, tapi demi kebaikan diri, karena untuk diposisi kembali menjadi baik-baik saja, terkadang perlu hal yang harus dikorbankan, perlu mengabaikan opsi yang menggoyahkan niat, serta harus menelan semua risiko, karena sejatinya yang merasakan dan menjalankan itu semua diri kita, bukan dia, mereka, ataupun orang lain, yang harus dijunjung tinggi, yakni kesetaraan dan kebahagiaan diri kita, selagi itu tidak keluar dari koridor norma, agama dan hak asasi manusia, maka perjuangankanlah!

Disinilah Ghina berada, ditemani Zilfa mengunjungi rumah Pak Farhan, ia mengetuk pintu rumah Pak Farhan dengan pelan

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam, mau ke siapa neng?" tanya istri Pak Farhan.

"Ke Pak Farhan, apakah ada di rumah Teh?" tanya Ghina basa-basi.

"Oh ada neng, sebentar ya, saya panggilkan dulu." ucapnya kembali masuk.

"Eh Ghin, sama siapa ke sini? Mari silakan, duduk dulu!" ajak Pak Farhan menyambut.

"Iya Pak terima kasih." balas Ghina yang mulai beringsut duduk.

"Minum dulu neng, atau mau nyicipin kue-kue nya juga boleh, maaf ya jamuan nya cuma  segini," ucap Istri Pak Farhan membawa hidangan.

"Wah gak usah repot-repot Teh! makasih sebelumnya, padahal Ghina cuma mau main sebentar aja, hehe..." balas Ghina canggung.

"Gak apa-apa Ghin, ayo diminum!" tukas pak Farhan seraya tersenyum, kemudian melanjutkan, "kalo yang ini namanya siapa dan kelas berapa? Atau seangkatan sama Ghina kah?" tanya Pak Farhan menunjuk Zilfa.

"Ini teman Ghina Pak, namanya Zilfa, sekarang kelas 12, beda satu tahun sama Ghina," balas Ghina menjelaskan.

"Oh, iya ... iya, hayu neng mangga diminum dulu! kita ngopi dulu aja, santai," tukas Pak Farhan seolah tahu betapa tegangnya Ghina.

"Iya Pak, hehe ... Makasih."

"Jadi gimana Ghin? Ada yang perlu saya bantu?" tanya Pak Farhan ramah.

"Mm ... sebenarnya niat dan tujuan Ghina ke sini, pertama mau silaturahmi, yang kedua mau sharing sama minta pendapatnya dari Bapak, mengenai keputusan Ghina, nanti  gimana baiknya."

"Oh bagus atuh Ghin, mangga ... Saya akan mendengarkan cerita kamu, inshaalllah apapun keputusan kamu akan Saya hargai." tutur Pak Farhan dengan tenang.

"sebelumnya makasih Bapak udah meluangkan waktunya, terima kasih sudah mau jadi tempat sharing, terima kasih juga sudah memberi kesempatan buat Ghina bekerja di Panwas. Ghina jadi banyak belajar dari sana, banyak pengalaman yang Ghina dapatkan selama di Panwas, tetapi akhir-akhir ini Ghina merasa kurang nyaman saja, jika Bapak berkenan, dengan berat hati apa boleh Ghina resign dari Panwas?" tanya Ghina to the point.

"Mm ...  Begitu ya Ghin, Saya hargai banget keputusan kamu, kamu sudah berani untuk bilang baik-baik kepada Saya, kamu mengungkapkan maksud dan tujuan yang mengganjal di hati kamu, kalo boleh tahu, alasan terkuat kamu memutuskan ingin resign karena apa Ghin?"

"Mm ... untuk akhir-akhir ini kurang berkenan saja Pak, terus Ghina ada rencana ingin kerja di PT, karena bulan kemarin sudah ada saudara yang menawarkan kerja Pak, dikhawatirkan bentrok dan Ghina tidak bisa menghandle keduanya, jadi Ghina memilih untuk memutuskan salah satunya," alibi Ghina memecahkan ketegangan.

"Oh begitu ya Ghin, kurang berkenan nya karena apa? Ada masalah personal sama anggota Panwaslu, perihal honor atau bagaimana?"

"Bukan Pak, sebenarnya gak ada hubungannya dengan itu, bukan karena honor, juga bukan karena ada masalah personal, ini murni dari lubuk hati Ghina yang merasa kurang nyaman, Ghina gak ada masalah apapun itu sama semua anggota Panwas, malah mereka pada baik sama Ghina, mereka semua ramah dan bijaksana," pungkas Ghina langsung menyangkal.

"Oh begitu ya, syukur deh Ghin, kalo tidak ada masalah dan tidak terjadi apa-apa, Saya cuma khawatir aja, takutnya ada masalah personal, Oh iya ... kalo untuk kerja di PT kamu sudah pasti diterima di PT tersebut  atau harus menunggu dulu?"

"Harus menunggu dulu Pak, sekalian Ghina apply lamaran via email juga."

"Oh, kalo gitu, gimana kalo sementara kamu apply lamaran, kamu kerja dulu aja di Panwas, sambil menunggu  panggilan dari PT lain, kan lumayan ada sedikit penghasilan."

"Oh, begitu ya Pak."

"Iya Ghin, Saya kasihan aja, daripada kamu nganggur di rumah, untuk sementara waktu belum ada panggilan kan? gapapa kerja dulu aja di Panwas, malah kalo sampai belum pasti kerjanya, kamu bisa balik lagi aja ke Panwas, kita akan selalu menerima kamu kok, artinya kita berusaha welcome, kapan aja kamu mau dan siap kerja lagi di Panwas, pasti akan Saya terima." tutur Pak Farhan memberi solusi.

"Mm ... begitu ya Pak, inshaalllah nanti Ghina pertimbangkan ya Pak."

"Tapi semua itu, balik lagi kepada kamu yang menjalaninya, mangga terserah kamu, mau lanjut dulu aja di Panwas sekalian nunggu panggilan, atau memilih  resign sekarang?" tanya Pak Farhan memastikan.

"Kalo untuk sementara waktu, Ghina siap Pak kerja dulu di Panwas sampai akhir bulan.

"Oh begitu ya Ghin, yasudah gapapa, begini aja Ghin! kalo itu memang keputusan yang terbaik buat Kamu, usai lebaran, bulan Syawwal rencananya kita akan mengadakan makan liwet bareng di Kantor, nanti kamu hadir ya! sekalian tolong masakin, nanti dibantu sama istri Saya, kemudian setelah acara makan bersama selesai, Kamu ngomong baik-baik kepada semua anggota Bapak Ibu yang ada di Panwas, kalo Saya sendiri kan sudah tahu, perihal keinginan Kamu, kalo mereka itu belum, baiknya kamu ngomong lagi kepada mereka dengan cara baik-baik, layaknya kamu sekarang, mengungkapkan maksud dan tujuan kamu kepada Saya."

"Oh, begitu ya Pak, siap nanti Ghina usahakan hadir ya Pak."

"Iya Ghin, saya hargai semua keputusan kamu, kamu berani menghadap Saya, ngomong baik-baik kepada Saya, sudah jujur dengan keinginan dan perasaan Kamu, itu semua gak mudah lho, itu merupakan jalan yang bagus, daripada kamu harus lost kontek dengan Saya dan lari dari tanggung jawab. Saya do'akan semoga ditempat kerja kamu yang baru, kamu nyaman dan mendapatkan lingkungan yang baik dan mendukung, terus sedikit pesan dari Saya, orang kayak kamu, yang basicnya suka organisasi, aktif dalam berbagai kegiatan dan memiliki jiwa optimis, kalo ada rezeki, kamu harus lanjut kuliah, ya Ghin! Terus satu lagi, jika kamu sudah mendapatkan penghasilan yang cukup, kamu jangan lupa ya, harus berbagi kepada orang tua, sisihkan sedikit rezeki kamu buat mereka, jangan sampai melupakan semua jasa-jasa orang tua!" petuah Pak Farhan panjang lebar.

"Iya siap Pak, insyaallah kalo masalah berbagi kepada orang tua, pasti Ghina laksanakan. Maafkan Ghina ya Pak, kalo kabar ini sampai mengecewakan Bapak, sekali lagi terima kasih banyak sudah memberikan kesempatan buat Ghina sharing, terima kasih banyak atas  semua saran dan pendapatnya, dan terakhir terima kasih atas semua pengertiannya Pak!" ucap Ghina menutup obrolan.

ALIANSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang