G

17 0 0
                                    

Usai menggoreng telur dadar beserta sambalnya, perlahan Ghina mulai mengiris bawang merah, cabe rawit, mentimun dan wortel, kemudian menambahkan garam, mecin, kecap dan sedikit cuka untuk bumbu ikan bakar.

Sedangkan Algi, usai membakar ikan ia mulai menyiapkan daun pisang, menuangkan air teh yang hangat ke dalam gelas, dan menghidangkan masakan yang sudah matang ke ruangan depan.

"Wih mantep nih Al, udah matang semua ya Al?" tanya Pak Farhan yang tengah mengobrol dengan salah satu anggota PKD.

"Belum Pak, tinggal nasi liwet sama bumbu kecapnya," jawab Algi seraya menata daun pisang.

"Itu daunnya dapat ngambil di mana Al?" tanya Pak Danang membantu Algi.

"Dari kebun belakang rumah Pak Rifqi, tadi juga ada daun salam sama tangkai sereh, jadi sekalian saja Algi ngambil buat nasi liwet, kan lumayan, jadi gak usah beli Pak, hehe..."

"Mantap Al, eh tapi omong-omong udah ijin belum nih?"

"udah dong, tenang kalo sama Algi mah Pak Rifqi boleh-boleh aja, he..." jawab Algi nyengir.

"Bisa aja kamu Al, tapi tetap, baiknya harus ijin, nanti jatuhnya takut ghosob," tukas Pak Farhan mengingatkan.

"Nah, hayo lhoo Al..." ucap Pak Danang menakuti.

"Hehe, Iya siap Pak."

"Liwetna tos asak yeuh, wargi sadaya!" ucap Pak Zafran membawa nasi liwet.

"Hayu, siapkan barisan! Ambil posisinya masing-masing," ajak Pak Miftah sigap.

"Tolong estapet Kasek ikan bakar nya!" pinta Pak Estu.

"Mm ... beres nih, wanginya saja sudah tercium mantap, apalagi rasanya. Mari, silakan Bapak Ibu, kita makan dulu!" ajak Pak Farhan merangkul anggota PKD.

"Mangga Bapak-Ibu, jangan malu-malu, anggap saja di rumah sendiri, hehe..." timpal bu Rere.

"Siap Buk, kalo soal makanan, gak ada kata malu buat Nizam, haha..." ucap salah satu anggota PKD dengan lantang.

"kalo sudah wangi begini, jadi bikin perut lapar, hehe..." timpal Pak Fauzi nyengir

"Sengaja Saya bikin acara kayak gini, supaya mempererat tali silaturahim antara kita!" Jelas Pak Farhan.

"Terdebes emang Pak Ketu yang satu ini, yang sering ya Pak bikin acara kayak gini, haha..." tukas Pak Gufron menciptakan gelak tawa.

"Saya di mana nih? Kira-kira kebagian tempat gak?" ucap Pak Rifqi yang baru datang.

"Eh si Bapak, kemana aja nih, kok baru kelihatan," ucap Pak

"Biasa, udah dari asrama Pondok, ada keperluan sebentar tadi," Ucap Pak Rifqi seraya menyimpan laptop.

"Di sina Pak, dekat Pak Miftah masih kosong!" ucap Bu Rere sambil menunjuk.

"Muhun, Buk."

"Ayo Ghin, masakannya sudah dibawa semua ke sini kan?" tanya Pak Farhan menuangkan satu persatu masakan ke atas nasi liwet.

"Sudah, Pak."

"Neng Ghin, duduk dekat saya aja, di sini!" tukas Nizam menawarkan.

"Modus nih, Nizam mah modus..." balas Ghifari temannya Nizam.

"Bisa ae nih, Zam, Haha..." timpal Pak Fauzi.

Ghina yang bingung,  hanya bisa menunduk menahan semburat merah di wajahnya.

"Baik semuanya, sebelum makan, marilah kita berdo'a terlebih dahulu!" ucap Pak Farhan seraya memimpin do'a.

ALIANSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang