S

2 0 0
                                    

Rabu 22 Januari, dimana pada hari ini merupakan rapat koordinasi Panwascam dengan kecamatan Cilawu, seperti hari biasa Ghina datang lebih awal daripada yang lainnya, karena ia harus merapihkan dan membersihkan kantor terlebih dahulu, supaya ketika yang lain datang keadaan kantor sudah bersih dan nyaman, namun kali ini serasa ada yang berbeda dari kantor, setelah Ghina perhatikan fasilitas kantor 80% sudah lengkap, terlihat dari beberapa laptop yang tersedia di meja ruangan pak Farhan, lengkap dengan printer dan mesin fotocopy an, 2 rim kertas HVS, buku agenda, buku absensi, map dan  berkas lainya yang tersusun rapih dalam sebuah lemari ukuran sedang, stempel Panwascam dan ketua, foto presiden dan wakil presiden, struktur organisasi, banner serta beberapa buku Juknis tentang kepemiluan yang disimpan di dekat komputer.

Setelah melihat sekeliling kantor Ghina kini kembali fokus pada pekerjaan yang sedang ia lakukan, yakni mengepel lantai ruang keluarga yang sekarang biasa dipakai untuk rapat Panwas.

"Hufft ... lumayan cape juga membersihkan rumah yang segini luasnya," cicit Ghina melangkah keluar untuk menghirup udara pagi.

"Teh Ghinaaa, lagi apa?" ucap Fiza dengan nada ciri khas anak kecil memanggil main.

"Eh Fiza, udah pulang sekolah? Sini duduk," ajak Ghina.

"Iya teh baru aja, terus Fiza kesini nyamperin teteh mau main, hehe..." ujar Fiza sedikit nyengir.

"Oh, teh Ghina cuma lagi nulis aja, tadi abis ngepel," balas Ghina menyambut.

"Mm ... begitu ya teh, itu buku apa teh?" tanyanya lagi penasaran.

"Eh, ini buku buatan teh Ghina, hehe ... jelek ya?

"Gak kok teh, malah bagus , bisa-an ih si teteh mah, Fiza jadi mau bikin buku juga kaya teteh, hehe.. Oh iya, ini semua tulisannya teh Ghina?"

"Iya, hehe ... ada yang pake pensil 2B, pensil warna, pulpen sama stabilo, terakhir ditebelannya itu pake spidol," jelas Ghina sambil membuka lembaran buku Bujo.

"Wah, bagus teh berwarna, tulisannya juga rapih, cara bikinnya gimana sih teh?" tanya Fiza yang mulai tertarik pada buku tersebut.

"Oh, ini dari kertas HVS itu, Fiza tau kan? Yang suka ada di fotocopy, lem kertas, penggaris, gunting sama kertas karton, nah kalo yang bersinar itu glitter, udah segitu aja, hehe..."

"Ih kebanyak teh Ghina mah, Fiza jadi pusing, tapi Fiza pengen bikin atuh, ajarin ya, hehe..." tukas Fiza seraya merajuk.

"Oh ok, kalo Fiza mau bikin, pasti teh Ghina ajarin kok, tapi nanti ya kalo ada waktu luang," balas Ghina tersenyum.

"Assalamu'alaikum" sapa Bu Rere datang.

"Wa'alaikumsalam," balas Ghina langsung bersalaman.

"Yang lain belum pada datang Bu?"

"Belum Bu, tapi tadi pak Rifqi udah siap, katanya mau ke asrama dulu sebentar ada yang ketinggalan."

"Buk tolong ambilkan Saya air putih ya, terus tolong cek rekapan surat untuk  rakoor sekarang!" Perintah Bu Rere.

"Oh, iya ... ya Bu, siap."

"Iya lah Buk, itung itung belajar, nanti kalo kami sibuk , Bu Ghina bisa handle sendiri," ucap Bu Rere sedikit memberi peringatan.

"iya Bu, kalo gitu Ghina pergi ke dapur dulu ya ngambil air," ucap Ghina menutup obrolan.

"Assalamu'alaikum," sapa pak Zafran datang.

"Wa'alaikumsalam, eh Kasek," balas Bu Rere sontak mereka bersalaman.

"Dinten ieu rakoor di Kecamatan nya  Buk ? Pami suratna tos siap acan ieu teh? tanya pak Zafran.

"Udah kata Algi nanti mau dibawain kesini sama Ghina, Kasek mau ngopi dulu gak?" tanya Bu Rere basa basi.

"Abdi mah atos ngopi skantenan sarapan tadi teh di bumi."

"Oh iya kalo Pak Miftah itu nungguin di Kecamatan mungkin ya kasek?" Tanya Bu Rere memastikan.

"Muhun Buk, ti jam dalapan anjeuna mah tos stay di Kecamatan, tadi oge ngajapri ka abdi, terus ku Abdi diwaler antosan sakedap didieu teu acan pada kumpul, padahalmah Bu Abdi ge masih dijalan, haha..." ucap pak Zafran tertawa terbahak- bahak.

"Yeh dasar kasek yeuh aya aya wae," ucap bu Rere menggelengkan kepala.

"Bales lagi kasek, disana sudah ada siapa aja? Bu camat nya hadir gak gitu?"

"Muhun, siap buk sakedap," kata Pak  Zafran yang fokus kembali mengetik.

ALIANSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang