File 1.3.3 - Missing Child (Again)

594 164 17
                                    

"Soal saksi yang kita jemput... Apakah kalian sudah diberitahu Watson ciri-cirinya?"

Pertanyaan Saho langsung menjadi masalah detik itu juga. Dasar bodoh! Bisa-bisanya Aiden lupa menanyakan hal sepenting itu. Watson pun tidak memberitahu, bukan, salah mereka membuatnya emosi dan akhirnya lupa menyebutkan karakteristik saksi.

"B-bagaimana sekarang? Kapalnya bentar lagi datang. Dengan sejumlah penumpang di dalamnya, kita takkan mencarinya satu per satu, kan? Itu membuang waktu."

"Kepepet. Kita harus menelepon Dan."

AI buatan Watson menyala. [Aku tidak menyarankan itu, Aiden. Pikirkan ide lain.]

"Ah, Dangil! Kebetulan sekali. Aku hendak menghubungi Dan. Ini penting. Bisakah kamu katakan padanya agar segera mengangkat?" Sepertinya gadis itu tidak mendengar kata-kata Dangil barusan.

[Tidak bisa, Aiden. Sebenarnya sejak tadi aku sudah mencoba terkoneksi dengan Watson, namun ponsel anak itu mati.]

"Eh? Bukankah itu terdengar buruk? Dan baik-baik saja, kan?" Aiden bertanya cemas.

Dangil tak menjawab. Dia tidak tahu.

"Aku punya ide," ucap Saho. "Watson pasti memberi anak itu sebuah kode yang hanya kita saja mengetahuinya."

Aiden dan King ber-hmm panjang. Percuma, mereka tidak bisa memikirkan petunjuk apa pun. Bagaimana bentuk kodenya? Apakah berupa gerakan aneh? Haha. Mana mungkin seorang Watson melakukan hal idiot.

Ponggg!!! Suara peluit kapal mengejutkan mereka sebelum sempat mendapatkan ide. Ini tidak bagus. Buru-buru bertemu saksi, malahan nanti saksi itu tersesat dan menghilang. Lalu Watson pun mengambek. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.

"Aduh! Bagaimana nih? Kamu tidak punya ide apa kek, King? Kamu kan pengganti Dan!"

"Apa hubungannya?! Otak kami berbeda! Pak Ketua itu titisan Sherlock atau Einstein atau  siapa lah tokoh pintar di dunia. Sedangkan aku, hanya remahan roti."

"Kamu ini merendah untuk meroket."

"Tapi aku bukan pilot."

Tidak, jangan lagi. Ini bukan waktu tepat untuk adu mulut. Kapalnya sudah datang.

"Serahkan padaku," kata Saho tiba-tiba.

"Eh?!" Aiden dan King bersitatap takjub. "Apa kamu tahu kata sandi yang dibuat Dan pada si saksi itu, Sa? Kita tak bisa asal menebak."

"Lebih baik kita mencobanya 'kan."

Tiga menit kemudian, para penumpang berhamburan keluar. Aiden, King, dan Saho pontang-panting mencari titik menyambut yang gamblang dilihat oleh si saksi.

"A-apakah ini akan berhasil? Aku tidak yakin Dan memberi kata sandi norak begini."

"Semoga saja kita tidak salah—"

"Anu..." Seseorang menyapa ketiganya tanpa peringatan. "Apakah kalian teman-teman yang dimaksud Kak Holmes?"

Aiden, King, dan Saho berusaha agar tidak menjerit. Jika mereka berteriak mendadak, mereka akan dicurigai oleh pengawas. Terlebih mereka masih memakai seragam.

King melongo. "B-berhasil?" gumamnya tak percaya. Siapa yang menyangka kode Watson adalah huruf W yang merupakan inisial namanya menggunakan dua jari jempol dan dua telunjuk didekatkan dan membentuk tanda ceklis.

"Kamu hebat juga, Saho! Kamu menebaknya! Juga, astaga, Dan kok makin manis sih?!" Aura cinta bertebaran di sekeliling Aiden.

Saho menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, menatap jarinya yang masih dalam posisi 'huruf W', tersenyum pahit.

[END] Detective Moufrobi : Animals CrisisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang