"Teman masa sekolah?"
"Itu benar. Kami bertiga teman dekat saat sekolah menengah, bahkan sampai kuliah dan lulus. Kami masih berkawan karib. Hingga tiba di jenjang dunia dewasa, semuanya berubah."
"Apa yang terjadi?" tanya King.
"Hubunganku dengan Ottalisa perlahan merenggang ketika menyatakan cintanya padaku, namun aku tidak berniat mengubah tali hubungan kami ke romansa dan menolaknya. Kemudian Ottalisa pun menghilang tanpa kabar."
Ck! Setidaknya itulah reaksi pertama King. Dia merotasikan matanya malas. Jadi akar masalah ini adalah cinta tak terbalas? Nafsu makan King lenyap.
"Apakah itu tanggal 23 juni? Hari dimana Nona Ottalisa dinyatakan menghilang?" Aiden memastikan.
"Ah, tidak. Sebenarnya pertengkaran kami jauh sebelum Ottalisa menghilang."
"Aku ingin bertanya." King mengangkat tangan, mimiknya datar. "Apakah kalian berpisah dan memutus komunikasi?"
"Benar." Lunduls mengangguk.
"Kalau begitu kenapa Nona Ottalisa terjebak di situs penjualan wanita lacur yang Anda dirikan? Dia bahkan menjadi agen dalam prostitusi itu."
King! Mulutmu! Rem, woi! Tidak bisakah dia memperindah sedikit?! Misalnya, 'Kupu-kupu Malam' atau apalah!
"Setelah kami tidak lagi berkontakan, aku sangat frustasi waktu itu karena kehilangan sahabatku. Aku hilang arah. Aku mulai aktif di Dark Werb lantas kecanduan. Aku pun membuat perdagangan wanita penghibur untuk pasokan rumah bordil. Aku sungguh terkejut ketika melihat personalia Ottalisa berada di halaman pendaftaran. Dia... berubah. Ottalisa yang kukenal takkan berani berbuat seperti yang aku lakukan. Karena ketidakterimaanku pada kenyataan membuatku buta dan menerima Ottalisa. Kami menjadi rekan bisnis gelap, namun dia tidak tahu identitasku.
"Dan beberapa bulan saat Ottalisa bergabung ke sebuah partai politik, rahasiaku terungkap. Aku juga sudah menyiapkan hati ketika Ottalisa tahu siapa aku. Dia marah besar, tentu saja. Kami berdebat panjang hari itu."
Kapela menyikut lengan King dua kali, berbisik, "Mungkin rekaman cekcok mereka berdua ditemukan reporter jelek yang menerbitkan artikel celaan terhadap Pak Lunduls. Sial sekali dia."
King mengelus dagu. "Waktu kejadian yang tidak diketahui. Hmm, aneh..."
Kret-kret! Suara kecil itu terdengar oleh telinga Hellen. Dia dengan ekstra hati-hati menatap Jareth yang memperbaiki kancing jas. Kenapa suaranya terdengar aneh?
"Apakah semenjak hari itu kalian tidak lagi bertemu atau bertukar pesan?"
"Ah," Lunduls mengeluarkan ponselnya. "Sebelum Ottalisa menghilang entah ke mana, dia sempat mengirimiku email. Apa kalian mau memeriksanya?"
Mereka merapat satu sama lain. Kepo. Itu pesan dari email Ottalisa.
Bisakah kita bertemu di pulau itu berdua saja? Ada yang ingin kubicarakan. Ini untuk terakhir kalinya.
Aiden dan Hellen saling tatap. Apa yang mau Ottalisa bicarakan dengan Lunduls? Sepertinya penting.
Tapi King punya sudut pandang lain. "Hei, Dex, apa kamu bisa hack akun ini? Apa benar Ottalisa yang mengirimnya atau orang lain. Aku curiga di sinilah pangkal jebakan Pak Lunduls."
"Aku rasa itu tidak sulit."
Lunduls menatap Dextra tertarik, tapi tidak ada aura jahat atau apa pun itu. "Jadi kamu pintar meretas? Jangan-jangan yang mencari tahu prostitusiku di Dark Web adalah kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Detective Moufrobi : Animals Crisis
Детектив / ТриллерBUKU KEDUA dari 'Kisah Watson' {WARNING: It is advisable to read the first book!} Watson pulang ke kota asalnya, New York. Hal itu meninggalkan jejak kentara bahwa Klub Detektif Madoka kekurangan orang. Tapi tidak mengapa, tak ada kejadian serius ya...