File 1.5.6 - A Wolf at School?

565 165 66
                                    

"Pegang dia baik-baik, King, Dan."

King semangat menuruti perintah Aiden. Berbeda dengan Watson yang menghela napas. Haruskah mereka melakukan ini? 

"Tunggu! Tunggu! Kamu mau apa, Aiden?! Kamu mau membunuhku?!" cicit Jeremy merinding ngeri melihat kuda-kuda gadis itu yang siap menendangnya.

"Seenaknya membuat orang khawatir. Sopankah begitu?!" sanggahnya emosi. "Dibujuk Dan baru mau. Memang ya kamu itu dari dulu homoan sama Dan."

"Kamu salah paham!"

"Aku tersinggung nih..." Kenapa pula dia diikutsertakan dalam tuduhan itu.

Kapela berbisik pada Hellen yang memasang wajah tak habis pikir. "Ini tidak apa-apa, Kak? Dibiarin saja?"

"Jangan bertanya padaku, Kapel. Kepalaku sudah pusing dengan kuisku. Aku tak punya waktu melerai mereka."

"Sudah hentikan, Aiden. Kita harus melanjutkan kasus adik kelas."

Kasus itu agak lucu. Mereka sudah mencoba mendiskusikan sekali, tapi berakhir tertawa karena indikasi: serigala di sekolah pada pagi hari. Kan mereka jadi tak bisa fokus dan serius.

Watson sendiri tak yakin bisa serius. Dipikir dari segi mana pun, tidak mungkin hewan buas macam serigala dibiarkan berkeliaran. Apakah itu hewan yang lepas dari kebun binatang? Tapi zoo di Moufrobi jauh dari Madoka.

"Sebenarnya ada satu hal yang menggangguku, Kak," ucap Kapela membuka obrolan. "Jika itu benar-benar serigala asli, seharusnya ia menggigit bukan mendorong targetnya."

Benar juga. Itu sudah menjadi instingnya sebagai hewan pemangsa. Apa serigala yang mendorong Lav sebenarnya jinak?

"Bukankah kalian cetek petunjuk? Mana bisa kalian menerka-nerka begitu."

"Baiklah. Krakal, Aiden, dan Pela ikut denganku. Kita akan ke kelas Lav. Stern dan Bari standby di sini."

"Eh? Kok jadi aku?!" Jeremy panik.

Blam! Pintu klub tertutup, meninggalkan Jeremy dan Hellen yang langsung menutup bukunya. Dasar Watson si muram itu, dia sengaja melakukannya.

Masalahnya setelah pulang dari rumah sakit jiwa, si Hellen itu mulai jadi agresif seperti Aiden. Entah mau apa...

Ng? Jeremy mengerjap, melotot. Sejak kapan Hellen ada di sampingnya?!

"Kamu! Barusan kamu di situ! Aku bahkan tidak berkedip! B-bagaimana bisa kamu pindah kemari?!" pekik Jeremy lebay. Jangan bilang hipnoterapinya berhasil tapi membuat Hellen punya kemampuan psikis teleportasi.

"Ekhem." Hellen berdeham pelan, mengeluarkan sebuah kotak. "Aku membuatkanmu bekal. Kamu suka makanan yang berkuah, kan?"

D-di dalamnya tidak ada racun, kan? Mana tahu Hellen masih menyimpan rasa marah terhadapnya dan berniat membunuh Jeremy diam-diam. Sial! Mana yang lain sudah pergi lagi.

"J-jangan begini, Hellen. A-aku masih mau hidup." Jeremy beringsut mundur.

"Ini enak lho." Hellen tidak peduli.

"Seseorang...! Tolong aku...!"

-

Watson dan pasukannya tiba di gedung kelas satu. Sedari mereka datang, semua adik kelas yang disibukkan kegiatan bersih-bersih menoleh pada mereka. Detektif Madoka datang berkunjung. Apakah artinya ada kasus?

"Permisi! Kami datang untuk menginvestigasi! Tak jawab salamku kusumpahi kepalanya gundul." King menggeser pintu kelas Lav, Ori, dan tiga teman anehnya. Tingkahnya seperti sedang melabrak preman.

[END] Detective Moufrobi : Animals CrisisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang