Hari sabtu. Hari yang cocok untuk membersihkan rumah supaya esoknya bisa bersantai. Yah, tentu saja ini berlaku pada ibu-ibu rumah tangga. Contohnya Noelle.
Seorang paramedis tentunya sangat sibuk. Mesti standby di mabes menunggu panggilan darurat. Maka dari itu Noelle tak ingin menyia-nyiakan waktu liburnya.
"Kamu tidak pergi bekerja?"
Beaufort melirik istrinya datar. "Tidak untuk hari ini," katanya pendek, lanjut menonton tv. Pertandingan piala dunia.
Noelle melambaikan tangan, tidak ingin mengganggu 'kesibukan' Beaufort. Dia beranjak naik ke lantai dua. Bagaimana kondisi kamar keponakannya, ya? Terakhir kali Noelle dibuat kecewa karena tidak melihat debu sedikit pun di sana. Anak itu, entah kapan dia bersih-bersih kamar.
"Mari kita lihat kerusakannya!"
Brak! Pintu kamar pun dibuka.
Noelle pikir dia akan melihat kebersihan ilahi, namun dugaannya salah. Buku-buku berserakan dan bertumpukan di lantai. Selimut yang hampir jatuh dari kasur. Meja belajar serta pustaka kecil di dinding, semuanya berantakan. Bahkan pakaian kotor tak dimasukkan ke keranjang.
Wah-wah, apa yang terjadi di sini? Noelle berbinar-binar. Uhum! Ini baru kamar remaja laki-laki. Betapa senangnya dia akhirnya bisa membersihkan kamar itu.
"Ayo mulai bekerja!" monolog Noelle menggulung lengan bajunya semangat. Satu-satunya hal lucu baginya adalah Watson menunjukkan celah. Anak itu tak mau bergantung pada orang dewasa.
Noelle telaten membersihkan kamar. Tangannya bergantian memegang kemoceng, sapu, ember, sekaligus penyerok (pengki). Dia juga mengganti seprai kasur.
"Hm?" Selagi asyik menepuk-nepuk bantal, manik Noelle bermain ke lantai. Tampak sebuah jejak panjang berwarna merah. Menelusuri jejak tersebut, itu terhenti di pustaka dinding. Noelle menggenggam erat sapunya. "Kalau tidak salah di sana..."
Yup, benar. Di sana adalah ruang rahasia tempat Watson menyimpan alat-alat yang berhubungan dengan detektif.
Menelan ludah, Noelle pun memutuskan untuk memeriksa sebenarnya jejak apa itu. Tidak tepat dikatakan cat. Terlebih, ngapain Watson dengan cat? Gambar saja dia tidak pandai apalagi melukis. Juga, baunya sangat menyengat tak sedap.
Tangan Noelle terulur ke salah satu rak, meraba-raba di mana tukik yang bisa membuka pintu masuknya. Klek! Begitu 'tombol'-nya tertekan, perpustakaan kecil tersebut seketika merekah. Entah bagaimana cara Watson memodifikasinya.
Noelle melangkah masuk mengikuti jejak merah di lantai. Itu melewati tangga, berbelok, lalu mentok di markas Watson.
Bruk!
Sapu di tangan Noelle seketika jatuh beriringan dengan lemasnya kedua kaki Noelle, luruh ke lantai. Dia terbelalak. Darah banjir membuat genangan sirah.
Lihatlah, tepat di tengah-tengah ruangan, seorang jasad perempuan tergolek tak bernyawa dengan leher yang terkoyak. Matanya melotot, posisinya tengkurap. Umurnya sekitar usia remaja kuliahan.
"KYAAAAA!!!"
Deg! Beaufort refleks menoleh ke lantai atas. "Noel?" gumamnya bangun dari posisi leyeh-leyeh. Tidak ada jawaban. "Noel, ada apa?" Istrinya tak kunjung menjawab. "Aish!" Tanpa berpikir dua kali, Beaufort pun bergegas ke kamar Watson.
Setibanya, Beaufort berhenti berlarian kecil, menahan napas. Dikira istrinya bertemu tikus atau kecoak, ternyata hal yang lebih besar dan mengerikan.
Sebuah mayat perempuan muda.
"Kamu baik-baik saja? Keluarlah. Biar aku yang urus ini." Beaufort membantu Noelle berdiri lalu mengantarnya kembali ke kamar Watson. Dia sendiri balik ke dalam. Mana mungkin dia mengabaikan jasad itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Detective Moufrobi : Animals Crisis
Mystery / ThrillerBUKU KEDUA dari 'Kisah Watson' {WARNING: It is advisable to read the first book!} Watson pulang ke kota asalnya, New York. Hal itu meninggalkan jejak kentara bahwa Klub Detektif Madoka kekurangan orang. Tapi tidak mengapa, tak ada kejadian serius ya...