File 1.8.6 - Two Ways of Death

508 167 7
                                    

"Kamu terlambat. Tidak lihat jam?"

Watson menggaruk kepala. Mungkin itu reaksi terbaik dia saat bersalah. "Masih dalam batas normal kok, Paman. Sekarang baru jam 16.10."

"Terserah lah. Masuk ke dalam dan ganti seragammu. Noelle sudah menyiapkan makanan." Beaufort menghela napas panjang. Yah, paling tidak Watson pulang sesuai jadwal.

"Okie-dokie." Dia cengengesan, ngacir ke kamarnya. Nasib baik Watson sampai tepat waktu. Kalau tidak, Beaufort bisa marah lagi.

Di dalam kamar, bukannya segera menukar seragam sekolahnya dengan baju santai, dia malah belok ke bilik rahasia. Pikiran Watson melalang buana: tentang pembunuhan BE yang ternyata memiliki dua gaya kematian.

Klontang! Karena sibuk menyeret papan kaca dan segala macam perkakas di meja, tangan Watson tak sengaja menyenggol pin enamel dengan kalimat 'ASHYA'. Ah, benda itu... Lencana detektif yang dirancang oleh Mela.

"Ternyata ada di sini, huh?"

Tidak. Bukan saatnya bernostalgia dengan memori lampau. Watson menyimpan benda itu ke tas sekolahnya, segera menyalakan laptop. Dia sudah berjanji dengan teman-temannya agar langsung menghidupkan Skype grup.

[Kamu terlambat, Watson!] -Jeremy

Itu kedua kalinya. Masih saja dibilangin telat? Padahal Watson sudah secepat dia bisa. "Internetnya lelet," dustanya seenak hati.

[Sudahlah, Jeremy. Bukankah ada hal penting yang harus kita diskusikan?] -Aiden

"Stern, bagaimana tentang permintaanku?"

[Iya, aku sudah melakukannya. Berkat bantuan Dextra, pengeliminasiannya berjalan lancar. Rata-rata binatang peliharaan penduduk yang menghilang kebanyakan anjing dan kucing. Walau satu dua ada yang kehilangan kelinci.] 

Itu aneh. Jika BE umumnya hanya mengincar hewan-hewan jinak yang mudah ditangkap, lalu kenapa dia berani membunuh kuda dan trenggiling? Juga angsa. Polanya berubah.

[Dan, emm, boleh aku menebak?]

"Kenapa?" Watson menunggu.

[Dua cara pembunuhan, dua perbedaan hewan curian. Bukankah itu artinya BE menginginkan sesuatu? Atau sekadar pamer, merasa puas orang-orang menyaksikan mahakaryanya.]

[Aiden ada benarnya, Watson. Menurutku tidak masuk akal BE yang dominan menargetkan hewan-hewan jinak mendadak memburu hewan random. Trenggiling? Aku tak boleh ketawa.]

Watson diam, menatap papan kaca. Perbuatan BE memang mengganjal. Alasan kenapa BE punya dua gaya pembunuhan. Dia harus tahu! 

[Tapi, Watson, bagaimana dengan kakak-kakak tadi? Apa kita takkan menolongnya?]

[Kenapa? Kamu teringat kakak bajinganmu?]

[Uwaa! Bukan begitu, Hellen! L-lalu jangan menyebut Kak Rena begitu. Boleh sih, tapi...]

Sherlock Pemurung itu membiarkan Hellen menggoda Jeremy, bergelut dengan pikirannya. Nama gadis kuliahan yang mereka temui adalah Notei Armaiti, sementara nama kakak laki-lakinya yang hilang Sanoo Anonji.

Menurut cerita Notei, kakaknya akan kemah di gunung bersama teman-teman sejurusan (mereka beda dua tahun). Lalu dua hari kemudian, salah satu teman Sanoo melapor kalau Sanoo menghilang di gunung. Tidak mungkin Sanoo tersesat mengingat mereka sering ke sana dan hafal rute pulang-pergi.

Notei tahu tentang BE, apa masalah BE sudah dipublikasikan ke Moufrobi? Hadeuh! Ini ruwet.

Tapi kenapa Notei langsung menuduh BE yang menculik kakaknya? Watson tertegun sejenak. Mungkinkah mereka juga kehilangan hewan?!

[END] Detective Moufrobi : Animals CrisisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang