14# Rumah Sakit

736 22 2
                                    

Happy Reading All




















Tiga orang berlari cepat ke arah sebuah kamar inap. Satu laki-laki yang sudah lumayan berumur, dan dua seorang wanita. Bisa menebak mereka siapa? Ya, Roger, Selina dan Virly. Alika telah menelpon pihak keluarga Farez.

"Hallo?" ujar Alika dengan suara yang bergetar.

"Iya hallo?" Suara gadis muda.

Awalnya Alika terdiam, dan mengingat-ingat suara ini. "I-ini pihak keluarga, F-Fa-Farez?" gugup Alika.

"Iya benar, ada apa, ya? Ini siapa?"

"Tolong kamu kabarin keluarga Farez. Kalau Farez masuk rumah sakit."

"APA?!" Virly terkejut. "Rumah sakit? Kok bisa, Farez kenapa?"

"Lebih jelasnya, tolong bawa mereka datang kerumah sakit cempaka."

"Oke, terima kasih, ya?"

Alika menutup telponnya dengan sepihak, dan menyimpan ponsel itu di dadanya lalu menangis kembali. "Itu pasti, istrinya Farez." Menangis lagi.

Alika dan Selina langsung berpelukan. "Mama, Alfarez, Ma."

"Mama?" gumam Virly heran.

"Iya, Sayang, kamu yang sabar, ya? Sebenernya ada apa sama Farez, nak?" tanya Selina.

Wanita itu sungguh sangat pandai mengatur suasana. Sama sekali tidak ada nada kepanikan, namun bukan berarti tidak khawatir.

"Semua salah Alika, Ma. Alika minta maaf," ujar Alika.

"Hei, Sayang, Mama minta penjelasan kamu, bukan permintaan maaf kamu, nak."

Akhirnya, Alika menceritakan dari awal sampai akhir kejadian. Dan akhirnya Selina paham, dan tidak bisa menyalahkan Alika juga sepenuhnya. Gadis itu juga pasti sakit hati karena telah merasa dibohongi oleh Farez.

Hari semakin sore, dan Farez belum siuman juga.

"Vir, Pa, lebih baik kalian pulang aja, bagaimana? Mama takut, Virly kenapa-napa. Lagian, orang hamil gak boleh lama-lama di rumah sakit."

"Gak tante, Virly mau disini aja sampai Farez siuman. Virly gak tenang kalau terjadi apa-apa sama Farez gimana?" 

"Pa?" Niat Selina untuk mengode suaminya agar membawa Virly pulang.

"Virly, sudah kamu pulang saja dengan saya. Biar istri saya dan Alika yang nunggu Farez."

Virly menatap tak suka ke Alika.
"Farez itu Ayah dari anak aku, om. Aku juga mau nemenin Farez disini."

"Iya, saya paham, tapi situasinya gak memungkinkan. Atau gini, kamu mau saya kirim lagi kesana?"

"Gak om," balas Virly cepat.

"Maka dari itu, ayo pulang sama saya."

"Tante, janji ya, kalau ada perubahan atau yang terjadi apa pun sama Farez tolong cepet kabarin Virly ya, tante?"

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang