18# Ngilu

962 18 2
                                    

Happy Reading All



























Ting ting, suara garpu dan sendok saling beradu diatas sebuah piring. Keluarga satu ini sedang menyantap makanannya dengan hikmat, tanpa ada pembicaraan sedikit pun.

Malam ini, mungkin adalah malam yang indah untuk, Farez. Sebenarnya, semenjak kedatangan Alika di hidupnya, setiap hari, mau itu pagi, siang, sore dan malam. Akan selalu terasa indah, apalagi bisa bersama dengannya.

Namun, malam ini berbeda. Lelaki itu mendapatkan pelukan dan kecupan dari gadisnya.

Bagaimana tidak bahagia, Farez.

Lelaki itu makan seraya terus memandangi wajah Alika yang juga sedang makan dengan hikmat dan terlihat anggun. Begitu juga dengan, Virly.

Bicara mengenai Virly, gadis itu bagaimana nasibnya? Kedatangan Alika, apakah semuanya akan hancur. Rencana yang sudah ia susun dengan begitu amag rapi, apakah akan hancur begitu saja?

Tuhan, tolong, jangan.

Ctang!

Suara garpu dan sendok beradu dengan piring. Semua insan yang ada disana terkejut. Ternyata suara itu berasal dari piring, Virly. Gadis itu memperlihatkan raut wajah yang kesakitan. Juga dengan tangannya yang terus memegangi perut buncitnya.

Untung saja makanan mereka semua hanya tersisa sedikit, namun Roger dan Farez sudah menghabisi.

Semua berdiri menghampiri Virly.

"Awshh! Rez, sakit. . ." ringis Virly.

Selina langsung mengelus-elus rambut Virly agar wanita itu bisa tenang sedikit. Namun, Virly masih terus mengerang kesakitan.

"Kenapa, Vir? Apa yang kamu rasain?"

Virly menggelengkan kepalanya.
"Perut Virly sakit banget, Ma."

"Farez, kamu sekarang bawa Virly ke kamarnya. Biar Mama yang telpon dokter biasanya, ya? Ayo buruan!"

Farez tanpa babibu langsung mengangkat Virly ke kamar wanita itu. Sedangkan Alika terus mengikuti Farez di belakang lelaki itu dan juga khawatir dengan kandungan Virly.

Sedangkan Roger dan Selina masih terus menghubungi dokter spesialis keluarganya.

"Duh, Pa, gimana nih gak di angkat-angkat juga."

"Coba lagi, Ma."

Akhirnya setelah sekian detik, dokter itu pun mengangkatnya. "Dok, kesini sekarang juga, ya, dok! Urgent!" kata Selina.

Roger terus merangkul istrinya dan menciumi kepala Selina. "Virly kenapa, ya, Pa? Persalinannya kan di perkirakan bukan sekarang. Kenapa anak itu udah sakit-sakit sekarang?"

"Udah, lebih baik kita berdoa yang terbaik untuk, Virly."

°°

Alika duduk di samping Virly yang masih merasakan sakit, dan menggenggam tangan Virly agar wanita itu bisa kuat. Alika perempuan, dan Virly pun perempuan. Mereka sama-sama perempuan, meskipun Alika tidak merasakan apa yang di rasakan Virly, namun Alika pun ikutan ngilu.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang