36# Apa Yang Bukan?

477 9 0
                                    

Happy Reading All!
























"Selamat pagi semua?" ucap Alika menyapa seluruh manusia yang ada disana.

Farez tersenyum tipis melihat kedatangan kekasihnya. Begitupun dengan Roger, lalu Selina menyapa balik anak cantiknya.

"Pagi cantik," balas Selina.

Wajah kurang bersahabat, terlihat jelas di Virly. "Pagi," jawabnya cuek.

"Ayo, Sayang, duduk kita sarapan sama-sama."

"Iya Mama."

"Anak perempuan bangun paling terakhir."

Mendengar suara Virly, membuat Farez menatap perempuan itu dengan mata memincing. Sedangkan Alika, gadis itu mencoba menelan ludahnya dengan pelan.

"Virly, aku. . ." Alika menatap satu persatu wajah mereka. Hingga sampai berhenti saat menatap wajah Farez. "Aku abis mandi Vir, makanya aku baru turun."

"Iya Virly, Alika itu baru turun karena dia bilang sama Mama, abis bantuin Mama masak, dia mau mandi dulu."

Yang mendengar penjelasan Selina diam, namun Farez dan Roger justru tersenyum miring dengan hal itu.

"Ba-bantuin masak Ma?"

Selina menganggukkan kepalanya.
"Iya."

"Eum, maaf Ma Virly gak bantuin."

"Oh iya-iya, Sayang, gak papa, kamu kan pagi-pagi juga sibuk sama cucu Mama. Udah sekarang kita lanjutin aja sarapannya."

Sedangkan Alika hanya mampu mengulum bibirnya, ingin senyum ketika melihat wajah malu Virly. Namun, Alika tidak setega itu.

Dari bawah meja, tangan Farez dengan nakalnya meraba paha Alika yang memakai celana panjang. Dengan cepat, gadis itu membuang tangan Farez.

"Mesum," gumamnya.

°°

Hari ini, adalah hari dimana Farez telah berjanji pada Alika akan mengajak gadis itu lari pagi ke taman komplek disana. Karena ini perumahan elit, sudah pasti tamannya sangat elit.

Pagi ini, mereka tidak hanya berdua. Biasa, kalian bisa tebak, bukan? Ya, ada Virly juga dipagi hari mereka berdua.

Perempuan itu minta ikut, padahal ia belum memandikan anaknya. Namun, terus memaksa ingin ikut. Akhirnya, Alika dan Farez menunggu Virly selesai memandikan anaknya dan pergi jogging bersama Alika dan Farez.

"Kamu udah telpon keluarga Jogja?" tanya Farez sembari jalan berdua.

Alika menatap Farez.
"Udah," jawabnya.

"Bilang kalo kita mau nikah?"

Alika reflek menghentikan langkahnya, dengan Farez yang sudah satu langkah didepannya.

"Hei, ada apa?"

"Kita mau nikah beneran kah?" tanya gadis lugu itu.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang