46# Tak Sadarkan Diri

280 9 0
                                    

Happy Reading All



























"Bunda," panggil Alika pada wanita yang ada disebelahnya.

Sania menoleh ke arah Alika.
"Ini anak Bunda," ucap Alika gemetar.

Gadis itu rasanya ingin menangis lagi ketika mengatakan itu. Sedangkan Farez, masih tak sadarkan diri. Kepala lelaki itu diletakan diatas paha Alika. Sedangkan Alika, gadis itu terus mengusap kepala Farez yang ada dipangkuannya.

Alika menundukkan kepalanya menatap Farez yang masih menutup matanya. Melihat Farez yang tak sadarkan diri dipangkuannya. Membuat ia seakan tak menyangka. Farez yang energik, bisa menjadi lemah seperti ini dipangkuannya.

"Dia bukan anak ku," kata Bunda.

Wanita itu menatap Farez.

Dragon memperhatikan Alika, Sania dan sahabatnya sembari bersandar ditembok. Sedangkan Selina dan Roger. Sepasang suami istri itu sedang menjemput dokter yang ada digedung tersebut.

Ya, memang dokter disana spesialis gangguan jiwa. Namun, pastinya ada yang bisa memeriksa keadaan Farez.

Tak lama, Selina dan Roger pun datang bersama dokter. "Alika!" panggil Selina.

"Mama."

"Belum siuman Farez, nak?" tanya Selina.

"Belum Ma."

"Ini dok, ini anak saya."

Dokter pun segera memeriksa keadaan Farez. Setelah diperiksa, dokter pun bicara.

"Keadaannya baik-baik aja. Gak lama juga pasti siuman. Minta air hangat aja sama resepsionis disini, gak papa kok."

"Jadi anak saya baik-baik aja dok?" tanya Roger.

"Iya betul Pak."

"Syukurlah, terima kasih ya dok."

"Iya sama-sama." Pandangan sang dokter tertuju kepada wanita disamping Alika. "Dia pasien disini, 'kan?" tanya dokter itu.

Semuanya menoleh ke arah Sania.
"Kenapa diluar? Emang gak ada yang jaga?" tanya dokter tersebut.

"Eum, maaf dok, nanti kita akan urus Ibu Sania ini."

"Sudah ada izin tapi?" tanya dokter.

"Sudah! Dan kami yang akan urus pasien itu!" Kali ini Roger lah yang bersuara.

Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya. Dan setelah itu pergi darisana. "Banyak tanya!" gerutu Roger.

°°

Farez kembali tersadar. Lelaki itu masih memegangi kepalanya yang tadi ia ingat masih terasa sakit. Semua orang yang ada disana mencoba fokus pada Farez lebih dulu.

Sedangkan Sania, wanita itu sudah kembali masuk ke dalam ruangan itu untuk istirahat. Dragon segera berlari menuju resepsionis untuk meminta air hangat.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang