15# Pindah

736 19 4
                                    

Happy Reading All



























Semenjak kejadian itu, Alika masih diam. Meskipun ia sudah tahu, apa yang sudah terjadi semua. Rasanya masih ada yang mengganjal di hati Alika, tentang kehamilan Virly.

Alika diam saja duduk di kursi samping Farez. Sedangkan Farez, lelaki itu masih betah lama-lama memandangi wajah Alika.

"Hei, manis," panggil Farez.

"Hmm?" balasan Alika.

"Sumpah saya gak bohong, kamu caaaaaaaaantik banget," puji Farez.

Alika terkekeh kecil.
"Aamiin, terima kasih."

Farez menyelipkan anak rambut Alika, ke belakang telinga gadis itu. "Please, jangan pergi lagi dari saya kayak kemarin. Kamu udah tau apa yang akan terjadi kan kalau kamu pergi. Hm?"

Alika menganggukkan kepalanya.
"Kamu baru siuman, gak boleh mikirin hal yang berat-berat," ucap Alika lembut.

"No! Ini gak berat, ini wajib kita bahas, saya gak mau kehilangan kamu lagi." Farez menekan kata 'lagi' pada perjataan terakhirnya. 

"Saya minta maaf. Saya memang bodoh, saya bodoh udah ngelakuin itu sama kamu. Dan semakin bodoh, ketika saya gak ngejelasin semuanya sama kamu! Saya jadi terlihat gak jujur sama kamu. Iya, 'kan?!"

"Hei Al. Dengerin aku, kamu, gak perlu ngejelasin apa pun. Karena aku udah tau semuanya, semua yang terjadi antara kamu sama Virly."

"Semua? Kamu, kamu udah tau?" Alika menganggukkan kepalanya. "Siapa, siapa yang ngasih tau kamu?"

"Mama." Selina dan Virly sudah izin pulang kerumah, dan tinggal Alika sendiri disini dengan Farez.

"Mama yang udah ngejelasin semuanya?"

"Iya, Mama udah ngejelasin semuanya, dengan jelas dan terperinci. Jadi kamu gak perlu pusing-pusing mikirin untuk ngejelasin ke aku." Alika mengusap kepala Farez lembut. "Sekarang yang kamu pikirin—."

"Kamu."

Alika terkekeh kecil.
"Emang di otak kamu cuma aku doang, ya?"

"Oh jelas! Eh, gak juga, ada yang lainnya sih. Tapi kalau hati, itu benar-benar cuma ada kamu, cuma ada nama kamu. Kalau gak percaya, kamu boleh belah dada saya."

Alika tertawa kecil.
"Iya, aku percaya sama kamu. Tapi untuk kali ini, kamu pikirin kesehatan kamu, ya."

"Kan saya udah bilang, ada kamu disini, itu udah langsung bikin saya sembuh."

"Yaudah, kalau gitu, biar semakin sembuh, kamu harus makan. Susternya udah bawain makanan buat kamu, selepas siuman, kamu harus banyak makan. Supaya semakin cepet sembuh, dan pulang kerumah."

Alika mengambil bubur yang ada di nakas samping brankar Farez.

"Saya gak suka bubur."

Teng.

Sebuah memori kembali muncul di pikirannya.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang