16# Satu Atap

719 16 1
                                    

Happy Reading All























Alika berjalan di sebelah Farez, dengan saling menggenggam tangan sebelah satu sama lain. Farez, lelaki itu menggenggam erat serta tak hentinya tersenyum untuk hari ini, dan seterusnya. Karena apa? Mulai hari ini Alika akan tinggal satu atap dengannya. Tangan Farez yang satunya menarik sebuah koper yang berisi baju-baju Alika.

Farez mengambil tangan Alika yang ia genggam, lalu membawanya ke depan bibir lalu ia kecup. Masih dengan menggunakan pakaian rumah sakit, kalian tahu yang langsung di kalungkan ke leher dan badan, seperti pakaian khusus orang masuk ruang ICU. Ya seperti itu. Memang, Farez itu, ada-ada saja. Mengejar Alika, bukannya ganti baju dulu, langsung tancap gas saja.

Farez satu langkah memasuki rumah, namun Alika justru tak bergeming, masih diam saja di tempat. Farez bingung, lalu bertanya.

"Why, baby?" tanya Farez.

Alika terdiam, lalu tak lama menggelengkan kepalanya. "Apa gak sebaiknya aku ngekost aja?" pinta Alika.

"Jangan bertingkah, udah ayo masuk."

"Tapi, Al—."

"Masuk, atau saya gendong?"

Pilihan apa itu?

Oh astaga, Farez jahanam.

Alika pun mau tak mau, harus mengikuti kemauan Farez. Gadis itu berjalan beriringan dengan Alika memasuki rumahnya. Dan didalam langsung di suguhkan dengan pemandangan Selina dan Virly yang sedang terduduk anteng di ruang tamu. Ketika melihat kedatangan kedua insan tersebut, langsung membuat Selina dan Virly terbangun dari duduknya.

"Akhirnya kamu datang juga, Sayang." Selina berujar sembari berjalan ke arah Alika.

Tak lama wanita berumur itu langsung memeluk calon menantunya itu. Alika menangis di pelukan Selina, mungkin masih teringat kedua orang tuanya yang pergi meninggalkannya ke daerah lain. Dan itu bukan salah siapa pun, hanya salah Farez.

Alika sangat tersedu-sedu menangis di pelukan Selina. Sedangkan, di sisi lain. Terdapat satu wanita yang sedang gelisah, memikirkan. Apakah posisinya sebentar lagi akan tergantikan dengan kedatangan Alika?

Dia tak ingin semua itu terjadi.

"Sudah lah, nak, ada Mama disini. Kamu gak perlu sedih, anggap saja Mama ini adalah Ibu kamu, Nitta," kata Selina sembari terus menenangkan Alika.

Tubuh Alika gemetar, hingga membuat Selina semakin erat memeluk calon menantunya.

"Cup cup cup, sudah, ya? Nanti kapan-kapan kita berkunjung ke sana."

"Tenang Aza." Farez ikut menenangkan.

Setelah semuanya telah sedikit tenang, Selina baru saja ingat ada Virly. "Virly, kemari, Sayang."

Virly pun berjalan ke arah Selina dan kedua orang itu. "Hari ini Alika akan tinggal bersama kita, kamu senang, 'kan? Sekarang kamu dan Alika saling menjaga dan melengkapi, ya?Karena kalian akan menjadi saudara."

"Ya, Sayang?" ujar Selina kepada Alika dan Virly.

Tatapan dalam Virly layangkan untuk Alika.
"Semoga betah." Hanya itu yang Virly katakan.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang