28# Permintaan

574 10 3
                                    

Happy Reading All





























Sisil menaikkan laju mobil sang dokter, hingga ia sampai dalam waktu 10 menit saja. Setelah Sisil tiba, Sisil segera mencari kamar yang sudah Alika kirimkan kepadanya.

Saat sampai didepan kamar tersebut, Sisil mengetuk pintu itu. Tok tok tok!

Dari dalam Alika tahu itu siapa, Alika segera bangkit, namun tangannya ditahan Farez. "Mau kemana?" tanya Farez takut, dan masih memegangi kepalanya yang sakit.

"Sebentar, ya, aku mau bukain pintu itu."

"Sshh!" ringis Farez.

Alika membukanya, dan langsung terpampang Sisil didepan pintu. Gadis itu langsung memaksa masuk kedalam untuk melihat apa yang terjadi dengan, Farez.

"Kenapa dia?" gumam Sisil yang ternyata didengar Alika.

"Aku juga gak tau," jawab Alika. "Udah sekarang kamu bantu aku angkat Al ke atas kasur."

"Harus aku?"

"Ya terus siapa lagi, aku kan ngehubunginya kamu, berarti aku minta tolong sama kamu."

"Males banget sebenernya nolongin orang kayak gini."

"Sil, demi aku?"

Sisil memandang Alika, lalu menganggukkan kepalanya. "Ayo buruan."

°°

Farez sudah tertidur di atas kasur.

Lelaki itu sedang tertidur, setelah lama merasakan rasa sakit di kepalanya. Farez justru memilih untuk tidur, dan Alika berjanji tidak akan meninggalkannya. Sisil yang melihat itu, rasanya kesal sekali dengan Alika dan Farez.

"Kenapa nih orang?" tanya Sisil.

"Sil, aku bener-bener gak ngerti ada apa sama, Al."

"Emangnya kenapa?"

"Aku cerita ini, tapi kamu janji sama aku, kamu jangan marah dan jangan motong omongan aku."

"Iya, janji!"

"Jadi gini, Sil, setiap Al mau berlaku kasar sama aku—."

"APA?! Kasar?" Belum apa-apa gadis itu sudah memotong terlebih dahulu.

"Tuhkan, ck! Kan aku udah bilang, jangan motong omongan aku, kamu juga berisik banget sih, nanti dia bangun."

"Ya, lagian kok bisa-bisanya dia kasar?!"

"Ya, kamu lupa? Dia kan Psikopat."

"Emang gak pantes hidup dia!"

"Sstt! Sisil."

"Udah lanjut, terus?"

"Setiap dia mau kasar, pasti Al bakal ngerasain sesuatu yang justru bikin dia sakit sendiri. Kepalanya sakiiiiiit banget, terus sakitnya itu cuma bisa tenang, beberapa menit kedepan, dan itu obatnya aku."

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang