24# Tindakan Farez

656 20 0
                                    

Happy Reading All


























Alika dan Sisil sudah tiba dibandara sekitar Jogja. Lalu, secepatnya mereka bergegas pergi menemui orang tua Alika.

Sudah tak sabar rasanya. Alika ingin cepat-cepat melihat keadaan orang tuanya. Selama ini, hanya melihat lewat telpon saja. Dan hari ini, ia bisa melihat secara nyata bahkan bisa memeluk mereka.

"Ini bukan, ya?" tanya Alika.

"Kalau dari sherlockannya sih, iya, Lik."

"Coba kita masuk."

"Ayo," balas Sisil.

Mereka memasuki halaman rumah tersebut dan hingga sampai didepan pintu rumah itu.

"Baju rumahnya," kata Sisil.

"Maksudnya?" tanya Alika.

"Bagus juga," jawabnya.

Alika hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya. "Sil, sisil."

"Hehe, udah coba ketuk."

Tok tok tok!

Alika mengetuk pintu itu sampai 3 ketukan.
"Permisi," ucap Alika dan Sisil bersamaan.

"Iya," balas seseorang dari dalam.

Saat dibuka pintu tersebut, betapa terkejut dan bahagianya Alika juga Sisil ketika melihat siapa yang membuka pintu itu.

Kelvin.

Ya, benar. Ini memang alamat yang tepat.

Sangat tepat.

"Ayah" gumam Alika hingga meneteskan air mata.

"Sayang," ujar Kelvin gantian.

Dengan saling terkejut, mereka pun berpelukan bagai kepompong. Kelvin menciumi pucuk kepala sang putri dengan bertubi-tubi.

"Ayah, Alika kangeeennnn banget!" ujar Alika.

"Ayah juga kangen, Sayang."

Mereka masih terus berpelukan, hingga terlepas. Sisil gantian mencium punggung tangan, Kelvin.

"Setelah mencari-cari, akhirnya sampai juga, om."

"Ya ampun, ayo-ayo cantik-cantiknya Ayah masuk dulu. Ayah panggilin Ibu, ya."

"Ayah, kita aja yang nemuin, Ibu. Kasihan berat, kandungannya udah besar, 'kan?"

Kelvin menganggukkan kepalanya dan membawa kedua putrinya untuk bertemu dengan, Nitta.

Memasuki sebuah kamar, dan Alika langsung bisa melihat siapa perempuan yang sedang bersandar dikepala ranjang.

"Ibu," gumam Alika yang ternyata terdengar oleh, Nitta.

Nitta menoleh dan menemukan anaknya disana. "Alika, Sayang!" Alika langsung berlari memeluk, Nitta. Gadis itu menangis didalam pelukan ibunya.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang