30# Ada Kabar

503 10 1
                                    

Happy Reading All


























"Iya, Pa."

Farez menutup sambungan telepon itu, dan segera meraih jaketnya juga kunci motornya. Entah, kemana tujuan lelaki itu pergi. Yang jelas, ia sangat tergesa-gesa. Ia harus menemui seseorang saat ini juga.

Akhirnya Farez mulai melajukan motornya. Pikirannya terus berkecamuk karena ucapan sang papa.

Sedangkan dilain sisi, Alika sedang bersama dengan seorang dokter yang mereka temui di rumah sakit waktu itu, masih ingat? Ya, dokter itu ada disana, bukan ingin apa-apa. Ingin datang saja katanya.

"Diminum dok, jangan dianggurin aja."

"Iya, nanti saya minum."

"Maaf, ya, dok, dia kalau pergi emang suka lama."

"Oh iya, gak papa kok, saya tunggu."

"Kalau gak bosen, ya, dok," gumam Alika.

"Kenapa?" tanya dokter.

"Oh enggak, gak papa," kata Alika. "Sebentar, ya, dok."

Alika ingin beranjak pergi, namun tiba-tiba sebuah motor besar memasuki halaman rumah orang tuanya. Dan ternyata itu adalah, kekasihnya.

"Al," gumam Alika.

Lelaki itu membuka helm fullfacenya. Wajahnya sudah kelihatan sangat marah, karena apa? Kalian tahu sendiri.

Tatapannya intens menatap dua insan yang ada di teras rumah tersebut. Alika dan pak dokter. Farez terus berjalan mendekati mereka, dan sesampainya di hadapan Alika, Farez menatap tajam dokter itu.

"Al, pak dokter—."

Farez mengangkat tangannya diudara, seakan-akan mengisyaratkan untuk diam.

"Ini pacar kamu?" tanya dokter itu.

"Calon suami," kata Farez.

"Oh, saya Miki, dokter di rumah sakit—."

"Saya tau," jawab Farez cepat. "Ada apa dokter dateng kesini?"

"Gak ngapa-ngapain, saya cuma mau—."

"Mau tebar pesona?" Alis Farez terangkat satu.

"Maksudnya?"

"Apa lagi maksudnya."

"Al, dia kesini mau ketemu sama Sisil, bukan sama aku." Alika berkata di sebelah telinga Farez.

"Kalau gitu kenapa kamu yang berduaan sama dia disini."

"Ya, masa ada tamu dianggurin, kamu nih aneh. Dok, maafin Al ya dok, dia gak tau alasan dokter dateng kesini."

"Apa-apaan kamu minta maaf segala."

"Iya gak papa, saya juga akan gitu kok, kalau saya yang ada diposisi pacar kamu ini."

"Berapa lama lagi kamu disini?" sindir Farez.

"Oh, ini saya udah mau pulang."

"Bagus."

"Astaga, Al," gumam Alika.

Dokter itu mengambil kunci mobilnya diatas meja, dan berpamitan oada Alika. "Alika, kalau gitu saya pulang dulu, ya?" kata Miki.

"Tapi dok, dokter belum ketemu sama Sisil."

"Gak papa, kapan-kapan lagi aja."

"Iya dok."

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang