52# Masih Belum

162 4 0
                                    

Happy Reading All
































Alika bahagia sekali bisa bermain bersama adiknya kembali. Usianya belum genap 1 tahun bahkan. Sudah habis mungkin pipi gembul milik adik bayinya. Sampai-sampai Sisil memukul lengan sahabatnya kecil.

Sedangkan yang dipukul justru memberikan cengiran khasnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.04 WIB. Farez saja kini sedang melaksanakan ritualnya. Sedangkan kedua gadis ini sudah lebih dulu mandi daripada Farez.

"Gimana Lika, kamu ketemu Mama aku gak?" tanya Sisil.

"Pastilah, aku mampir kesana."

"Nanyain aku?" tanya Sisil.

"Pakek nanya! Kamu tuh katanya susah banget dihubungin!"

"Yah. . . Lika! Kamu tau sendiri lah jawabannya," balas Sisil.

Alika terkekeh lalu menganggukkan kepalanya paham dengan maksud ucapan Sisil. Pasti karena sinyalnya.

"Kalau Bunda Nia?" tanya Sisil yang membuat Alika terdiam padahal sedang bergurau kecil dengan adik bayi digendongannya.

Melihat sahabatnya terdiam, Sisil refleks menyenggol lengan Alika. "Kok malah diem! Bunda Nia gimana keadaannya?" tanya Sisil.

"Sehat Sil," balas Alika dengan datar.

Sisil merasa ada yang aneh dengan Alika. Gadis itu memicingkan matanya sinis. "Kamu—."

"Assalamualaikum?" ucap Kelvin yang baru saja kembali dari kantornya.

Reflek Alika dan Sisil kompak menoleh ke arah Kelvin. Pria yang memakai kemeja itu agak terkejut melihat anak sulungnya yang sedang memangku anak bungsunya.

"Alika!" panggil Kelvin.

"Ayaaaaaaah!" balas Alika lebih panjang.

Sisil reflek mengambil Zicho untuk ia gendong. Sisil paham, pasti kedua anak dan Ayah ini akan berpelukan. Benar saja, Alika dan Kelvin saling berpelukan. Hingga tibalah Nitta disana membawa senampan minuman.

"Udah dateng gak bilang sama Ayah, Lik?" tanya Kelvin.

"Iya aku lupa. Aku kira Ibu udah bilang sama Ayah."

"Mana? Gak ada bilang apa-apa."

Ibu yang kini mengambil alih Zicho dari Sisil memberikan cengiran khasnya. "Ya gak papa, biar surprise."

Semuanya tertawa.

"Kamu sendiri?" tanya Kelvin pada Alika.

Alika menggelengkan kepalanya.
"Sama Alfarez, Yah."

"Farez? Mana dia?" tanya Kelvin.

"Lagi mandi," balas Alika. Kemudian tak lama, munculah manusia itu. "Nah, tuh dia!" Tunjuk Alika.

"Om!" sapa Farez sembari berjalan mendekati Kelvin.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang