33# Bahagia Bersama

461 10 0
                                    

Happy Reading All




























"Yeay, jadi!" Girang Alika ketika makanannya untuk Selina telah selesai.

Alika senang, ternyata kekasihnya sungguh-sungguh tak merecokinya. Justru lelaki itu benar-benar membantunya dan ingin belajar memasak bersama, Alika.

Farez terduduk di salah satu kursi yang ada di dapur itu. Sembari memandangi gadisnya yang hanya tinggal menyiapkan untuk dibawa ke kamar Selina. Matanya memandang gadis itu dari atas sampai bawah. Farez berpikir, apakah tuhan ketika menciptakan gadis ini dengan rasa bahagia yang sangat luar biasa.

Alika yang merasa diperhatikan oleh Farez, seketika menoleh ke arah lelaki itu. "Ngapain kamu ngeliatin aku kayak gitu?" tanya Alika.

"You're so beautiful, honey!" kata Farez.

Farez, berdiri dan memeluk tubuh Alika dari belakang. Gadis itu hanya diam seraya memperhatikan gerak-gerik kekasihnya.

"Ya, aku tau itu," jawabnya.

"Gadis saya ini udah pinter sombong ternyata?"

"Ajaran kamu, 'kan?" kata Alika bertanya.

"Ajaran saya?" Alika menganggukkan kepalanya. "Oh ajaran saya, ya?" Farez mulai menggelitiki perut Alika yang membuat gadis itu terus tertawa tiada hentinya.

Sampai membuat gadis itu teringat jika ia ingin memberikan hasil makanannya untuk Selina.

"Stop! Haha... Al, stop! Kita harus kasih makanan ini ke Mama." Setelah mendengar Alika berucap itu, seketika Farez menghentikkan kelitikannya itu.

"Kamu nih, nanti Mama nunggu lama gimana?"

"Ya. . . yaudah ayo buruan!"

°°

Piring yang berisi makanan itu telah habis tandas dilahap oleh Mama Selina. Alika senang melihat hal itu, berarti makanan buatannya enak. Lalu, tak lama Alika mengambilkan Selina minum yang sudah tersedia diatas meja.

Selina pun meminum air didalam gelas itu.
"Makasih, ya, Sayang. Kamu udah buatin Mama makanan, enak banget lho. Kamu pinter masak ya ternyata?" tanya Selina.

Alika malu-malu dibuat, Selina.
"Makasih Mama, Alika seneng kalau Mama suka masakan Alika."

"Pasti Mama suka dong, Sayang. Jadi?"

Alika bingung.
"Jadi. . . apa Ma?"

"Jadi kapan mau nikah sama Farez?"

"Ma—."

"Secepatnya."

Kedatangan Farez dari arah pintu, sedikit mengejutkan Alika. Sedangkan Selina hanya mampu menyunggingkan senyumnya.

"Gak lama lagi kita juga udah nikah. Kita udah membicarakan inikan Aza?" tanya Farez.

Sedangkan Alika hanya mengerutkan keningnya, dan menginjak pelan kaki Farez. Apa-apaan laki-laki ini, sejak kapan mereka sudah membicarakan mengenai pernikahan.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang