38# Kembali Terulang

453 10 0
                                    

Happy Reading All!
























"Farez hiks! Maafin Mama, Sayang. Maafin Mama karena baru sekarang Mama bilang ke kamu."

Tangisan Selina tersedu-sedu melihat anak semata wayangnya terbujur kaku di atas brankar. Selina sangat menyesal, karena ia mengatakan rahasia besar itu, semuanya menjadi seperti ini. Selina takut, kalau anaknya itu akan membenci dirinya.

Roger terus saja menenangkan istrinya itu. Ia bicara kalau semuanya akan baik-baik saja. Selina tidak boleh lupa, kalau ada Alika sang pawang anaknya. Semarah apapun, kalau sudah Alika yang bicara Farez pasti mendengarkan.

Tak lama, mendengar ketukan pintu yang membuat sepasang suami istri itu tahu siapa yang datang. Saat pintu terbuka, dan menampilkan sesosok gadis cantik yang membawa sebuah papper bag.

"Mama, Papa," panggil Alika.

"Kamu sudah datang."

"Iya Pa, Alika bawain sarapan buat Mama sama Papa."

Roger yang melihat hal itu justru bingung.
"Kamu kapan belinya?" tanya Roger.

"Tadi Pa, pas Alika dari toilet. Alika langsung ke kantin beliin Papa samaama sarapan."

Alika tersenyum manis, dan berjalan mendekat ke arah Selina dan Roger.

"Ma, Alika tau, Mama pasti khawatir sama keadaan, Al. Tapi Mama tenang aja, kata dokter Al baik-baik aja Ma. Sekarang Mama sarapan dulu ya sama Papa. Biar Alika yang jaga, Al."

Selina menatap gadis itu lamat.
"Mama gak laper."

"Ma, laper gak laper Mama harus tetep makan. Emangnya Mama mau, liat Al khawatir lagi kayak kemarin kalo tau Mamanya sakit?"

"Alfarez udah kecewa sama Mama."

"Enggak Ma, insyaallah gak. Mama sekarang jangan banyak mikirin hal yang macem-macem. Alika, papa sama Farez gak mau kalo Mama kayak gini."

"Mama gak mau Lika."

"Ma," bujuk Alika.

"Gak."

"Sedikit?"

"GAK! MAMA BILANG GAK, YA GAK!"

Selina berteriak dan membuang paperbag berisi makanan itu ke lantai. Yang dimana hal itu, membuat Alika terkejut. Begitupun dengan Roger suaminya. Selina benar-benar sedang kalap sekarang, ia takut kalau ia akan kehilangan anaknya.

Demi apapun Selina menyesal sudah mengatakan hal ini.

"Selina!" Roger bersuara.

Selina diam dan setelah itu pergi keluar kamar meninggalkan manusia yang ada di dalam.

"Sorry, Lika," ujar Roger lalu mengikuti Selina.

Sedangkan, Alika masih terdiam di tempat. Tidak, Alika tidak marah dengan Selina. Gadis itu hanya terkejut karena melihat Selina yang marah. Namun, tak dipungkiri Alika menitikan air mata. Hanya terkejut, iya.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang