32# Pulang

515 13 1
                                    

Happy Reading All





























Alika dan Farez telah sampai dikota tujuan. Lalu, mereka pun segera turun dari mobil, mobil pribadi yang sudah menunggu kedua insan itu dibandara.

Mereka bersua segera turun dan berjalan memasuki rumah kedua orang tua, Farez. Saat sampai di depan pintu, seseorang membukakan pintu tersebut dan memuat orang itu langsung membantu bawakan barang-barang yang kedua manusia itu bawa.

"Aden, silakan masuk."

"Makasih, Bi."

Farez menggandeng gadisnya memasuki rumah. Lalu dari belakang, bibi sudah ikut berjalan.

"Mama dimana Bi?"

"Nyonya ada dikamarnya, den," kata bibi.

Farez langsung menuju kamar mamanya dengan masih menggandeng Alika, pacarnya.

Sesampainya mereka didepan pintu kamar, Selina. Farez segera mengetuknya, dan pintu pun terbuka. Disana sudah terdapat Roger yang membukakan pintu, dan Selina yang tertidur diatas.

Melihat anaknya datang, segera ia bangkit dari tidurnya. Lalu, Roger beralih memeluk anak semata wayangnya. Yang dibalas oleh, anaknya itu.

"Did you manage to beat the girl?" bisik Roger. [Apakah Anda berhasil mengalahkan gadis ituu?]

"Of course, dad!" balas Farez berbisik.

Lalu, giliran Alika yang bersalaman dengan Roger. Dengan semangat, Farez melepaskan tangan Alika yang sedang menyalimi calon papa mertuanya.

"Jangan terlalu lama."

"Al!" bisik Alika tak enak.

Roger terkekeh pelan, ia sudah mengetahui seberapa posesifnya Farez persis seperti dirinya.

"Farez," panggil seseorang yang sudah menunggu kedatangan anaknya.

Farez yang peka, langsung berjalan sesegera mungkin mendekati sang Mama. "Mama." Farez memeluk Mamanya yang paaaaling ia rindukan dan ia sayangi tentunya.

Lelaki itu sangat erat memeluk sang Mama. Selina tanpa sadar meneteskan air matanya. Lalu, ia segera menghapusnya. Tak ingin anaknya melihat.

"Kenapa Ma? Kenapa bisa sakit gini?" tanya Farez khawatir.

Selina menyugar rambut anaknya kebelakang. "Mama gak papa, Sayang. Kamu gak usah khawatir, ya?"

"You promise? Anak kita sudah pulang, kamu harus sehat." Roger duduk di sebelah istrinya.

"Iya, aku pasti sembuh."

Lalu, mata Selina menatap seorang gadis yang sedari tadi hanya berdiri dan memperhatikan keluarga kecil itu.

"Alika," panggil Selina.

"Iya, Ma."

"Sini, Sayang!" Selina merentangkan tangannya dan berharap gadis itu memeluknya.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang