26# Hotel

648 18 1
                                    

Happy Reading All


























Alika kini sudah berada disebuah tempat, yang tak Alika kenali. Bersama dengan laki-laki yang sedang ia hindari.

Kini gadis itu didalam sebuah ruangan, yang orang bilang adalah hotel. "Al, nginep di hotel," gumam Alika.

Alika berjalan kesebuah jendela besar, yang langung memperlihatkan kota Jogja. Alika menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Lagi, lagi, dan lagi!"

Alika heran, kenapa sepertinya ia sudah berjodoh dengan, Farez. Kenapa sulit sekali untuk keluar dari zona, Farez.

Tiba-tiba...

"Hai, manis." Farez datang dan memeluk Alika dari belakang. Lalu, dagunya ia simpan dibahu, Alika.

Jantung Alika berdebar dua kali lipat. Alika benci jika sedang berada diposisi sekarang. Padahal posisi seperti ini sudah sering, namun Alika masih saja gugup.

"I miss you, i really miss you!" ucap Farez dengan menutup matanya dan menikmati pelukannya.

Lalu, tiba-tiba Farez membalikkan tubuh Alika dengan kasar. Lalu, mendorong gadis itu hingga punggungnya, terbentur kaca di belakangnya.

"Awshh!" ringis Alika.

Gadis itu memalingkan wajahnya kearah lain, yang penting tidak saling tatap dengan, Farez.

"Heh!" Farez memaksa wajah Alika untuk menatap wajahnya juga. Dengan tenaga yang kuat, membuat rahang Alika agak sakit. "Mau celaka kamu?! Hm!" bentak Farez.

"Al, sakit!" ringis Alika.

"Diem! Berani kamu, ngelakuin ini?! BERANI KAMU PERGI JAUH-JAUH DARI SAYA?!" teriak Farez.

"Dengan bodohnya, kamu pergi ke tempat yang sudah Papa saya rencanakan sama keluarga kamu."

Alika mengerutkan keningnya.
"Kamu tau, kenapa saya bisa tau kalau kamu ada disini?!" Farez memperkuat cengkraman pada rahang Alika. "Sebelum saya jawab, kamu harus tau kalau kepindahan orang tua kamu, itu adalah rencana saya dan Papa."

Air mata Alika menetes tanpa diminta.
"Ma-maksud kamu ap-apa!"

"Saya dan Papa sengaja bikin kamu jauh dari orang tua kamu. Supaya apa? Supaya saya bisa bebas milikin kamu tanpa harus jauh-jauh dari saya."

"TAHU KAMU?!"

"Hiks. . . apa?"

"Yeah, dan dengan bodohnya, kamu lari kesini? Dengan alasan Ibu kamu yang akan melahirkan? Hal bodoh!"

Farez melepaskan cengkraman dirahang Alika, namun berpindah pada kedua tangan Alika disisi kanan dan kiri.

"Bukan cuma itu alesannya Al. Aku gak marah apa lagi cemburu kalau kamu peduli sama, Virly. Tapi yang buat aku kecewa sama kamu, saat kamu hindarin aku dua minggu lalu. Sakit Al, rasanya peran aku di hidup kamu udah gak ada, kamu gak balance sama aku dan Virly." Sedikit demi sedikit, Farez melerai cengkramannya.

Long Live The Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang