[12] Bukan Hanya Dia Yang Terluka

123 15 4
                                    

Setelah acara itu berakhir, kami membubarkan diri masing-masing. Aku dan Calista masih menunggu Refa dan Asya, tadi Refa mengabari jika Asya tengah menangis dikamar mandi.

"You okey Ann?" 

"Okey kok, aku cuma kepikiran Asya"

"Pikirin diri kamu juga, gak cuma-"

"Anna"

Seseorang memanggilku lalu memelukku, ia adalah Abimana hingga membuatku terkejut hingga terhuyung kebelakang. Ia melepas pelukannya lalu menunduk, raut wajahnya tidak bisa dibohongi bahwa laki-laki itu kecewa dan juga sedih.

"Ternyata memang hanya aku yang menyukainya, dia sama sekali tidak menyukaiku"

"Tidak apa, beruntungnya kamu mengetahuinya lebih awal karena jika tidak kamu akan jauh lebih terluka kalau sekarang mungkin lukanya tidak akan separah yang akan datang"

"Aku harus bagaimana? Apakah ini memang akhir dari perjuanganku?"

"Tidak juga, kamu masih bisa berjuang jika memang itu perlu tapi jika sudah tidak ada harapan lebih baik berhenti Abim, masih ada hal lain yang pantas untuk diperjuangkan"

"Aku duluan ya"

Suara itu mengalihkan pandangan kami bertiga, kami melihat Lia yang tersenyum lalu berjalan kearah mobil. Dari sana bisa kami lihat bahwa ada seorang laki-laki tampan yang keluar dari mobil lalu menyambut Lia dan mencium kedua pipi gadis itu selepasnya lelaki itu membukakan pintu untuk Lia dan berputar ke pintu kemudi.

Abimana hanya menatap nelangsa kearah mobil yang perlahan meninggalkan kami, aku dan Calista saling tatap tidak tahu harus bagaimana.

"Ini buat kamu" ucap Abimana lalu memberikan sekotak cincin berwarna putih kepada ku.

"Hadiah dari ku, aku rasa cincin ini akan aku buang saja. Terima kasih karena sudah membantuku mencari cincin yang indah ini tapi sayang tidak ada yang memakainya"

"Kalau begitu aku pamit dulu ya"

"Iya, hati-hati"

Abimana meninggalkan kami, aku hanya menghela nafas melihat punggung belakang lelaki itu yang terlihat sangat rapuh karena semesta baru saja menunjukkan takdirnya.

"Ann, kamu membantu Abimana mencari cincin itu?" tanya Calista.

"Iya, waktu itu dia terus meminta bantuanku. Aku merasa tidak enak karena sebelumnya aku pernah ditolong oleh dia, awalnya aku tidak tahu mengapa ia ingin mencari cincin katanya untuk menyatakan perasaannya pada seseorang lalu setelah aku tahu orang itu adalah Lia aku sedikit terganggu akan hal itu"

"Ann kamu?"

Kami menoleh ke arah belakang, ada Asya dan Refa yang menatap kami. Aku menatap Asya yang sepertinya marah kearahku.

"Sya.."

"Jadi kamu udah tahu kalau sebenarnya hari ini Abimana akan menyatakan perasaannya pada Lia? Lalu kenapa kamu tidak memberitahuku? Kalau kamu memberi tahuku dari awal lebih baik aku tidak datang Ann"

"Bukan begitu maksudku Sya, aku hanya-"

"Hanya apa? Kamu ingin melihat temanmu terluka, Ann kamu tahu bahkan kalian juga tahu kalau aku menyukai Abimana sedari dulu tapi kenapa kamu tidak memahaminya Ann? Seharusnya kamu dari awal bilang ini sama aku, dari pada terluka seperti ini lebih baik aku tidak tahu!"

Asya berjalan meninggalkan kami lalu aku berusaha mencegahnya, "Sya, dengerin aku dulu. Awalnya aku gak tahu setelah tahu aku merasa tidak enak tapi aku sudah berjanji untuk membantunya"

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang