"살아있어"
Aku yang sedang membaca sebuah mural di sepanjang jalan taman menghentikan kursi rodaku saat melihat tulisan diatas itu, "Sal-a iss o" ucapku sedikit terbata ya aku hanya bisa sedikit bisa membaca tulisan Hangul karena aku juga pernah belajar huruf Hangul.
"Tetaplah hidup, bukankah itu artinya?" monolog ku.
Lalu aku mengamati semua gambar yang orang lukis di dinding taman itu, memang sengaja pemerintah memasang itu untuk menyalurkan bakat orang-orang daripada harus mencoret di dinding yang itu disebut pandalisme?
Aku mengambil ponsel ku dan memotret dinding itu, aku rasa cocok untuk dijadikan lockscreen. Lalu aku kembali menjalankan kursi roda, berjalan di sore hari sangat lah bagus meskipun banyak orang yang berlalu lalang yang terus saja menatapku iba tapi aku berusaha untuk mengabaikannya.
Aku kembali berhenti saat melihat seseorang yang tengah melukis disebuah dinding dengan tidak biasa, aku menghampirinya lalu menyapanya.
"Haiii"
"Oh haii.." jawabnya dengan penuh keramahan, senyumnya sangat cantik.
"Sedang melukis apa?"
"Melukis dunia dan seisinya, apa kau lihat disini?" ia menunjukkan sebuah gambar yang menunjukkan bahwa itu bumi yang terlihat biru dan hijau.
"Lalu disini aku gambar sebuah planet lain yang menyerupai bumi, aku memang tidak terlalu percaya juga tapi hati ku mengatakan jika sebenarnya ada kehidupan lain selain di bumi. Apa kamu percaya?" tanyanya.
"Entahlah, mungkin bisa jadi karena memang alam semesta itu sangat luas bukan? Kita saja yang tinggal di bumi ini termasuk yang paling kecil kan?"
"Iya kamu benar, dan aku rasa di galaksi yang lain pasti ada kehidupan bukan? Seperti halnya dibumi kita ini yang berputar pada galaksi bima sakti?"
"Aku tebak kamu pasti sangat menyukai langit dan seisinya ya?"
"Sangat, karena aku yakin sebenarnya ada makhluk lain di luar sana. Jika, memang ada dan benar aku berharap dikehidupan ku yang disana bisa lebih baik dari sekarang. Aku berharap jika aku yang disana memiliki kedua tangan yang lengkap sehingga aku bisa melukis dengan lebih baik"
Aku terenyuh mendengarnya, ya memang orang yang aku temui ini seorang wanita dengan kedua tangan yang tidak ada dan ia melukis gambaran indah itu dengan kedua kakinya.
"Hei, jangan menatapku seperti itu karena aku paling benci jika di kasihani sementara aku tidak pernah merasa kekurangan suatu apapun mungkin hanya fisikku saja yang kurang sempurna tapi Tuhan menciptakan aku dengan sangat sempurna" ucapnya dengan diiringi senyuman yang penuh ke ikhlasan.
"Kamu tahu? Dunia ku pernah berhenti saat aku memasuki usia remaja karena pada waktu itu teman-temanku selalu mengejekku bahkan aku pernah mencoba untuk suicide tapi bunda ku selalu jadi malaikat saat aku terjatuh dan dengan sayapnya ia rela patah untuk membantu ku terus berdiri..."
"Bunda ku adalah orang paling berjasa selama hidupku, bunda bilang hidup itu akan terus berjalan dan aku harus terus hidup. Tidak boleh berhenti selama bumi ini masih berputar dan tidak boleh pulang sebelum dunia lenyap"
Aku hanya bisa mendengarnya dengan seksama, bertemu dengan orang yang bahkan dari dulu memiliki kekurangan namun ia mampu menjadikan kekurangan itu dengan sangat baik dan bahkan bagiku ia sangat sempurna. Aku rasa aku harus bersyukur karena dulu aku tidak pernah merasakan kekurangan itu hanya karena kecelakaan itu saja membuatku lupa untuk bersyukur kepada Tuhan padahal bisa jadi jika waktu itu ternyata aku yang tidak selamat. Tuhan sudah mengatur semuanya, ia hanya mengambil kedua kaki ku bukan nyawaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]
Fiksi RemajaDidunia ini tidak selalu berputar tentangmu tapi kamu adalah tokoh utama disetiap dunia yang kau pijaki. Didunia perfilman atau drama yang lain ada namanya tokoh utama atau main cast dan tokoh tambahan atau figuran. Bisa jadi kamu menjadi tokoh utam...