[22] Little Angel

72 14 2
                                    

Keesokan harinya berhubung hari Minggu, kami bertiga berkumpul di ruang rawat Asya. Kondisinya sudah membaik dan kata dokter esok sudah boleh pulang dengan catatan harus tetap menjaga pola makan karena ia sedang mengandung jadi makanannya harus diperhatikan.

"Besok aku bawain susu ibu hamil, camilan ibu hamil, bantal untuk ibu hamil, terus apa lagi sih yang berhubungan dengan hamil hamil tuh?" tanya Refa.

"Yang penting ada kita dong yang jagain bumil satu ini"

"Ya itu pasti, tapi aku ingin yang terbaik untuk bumil kita ini"

"Cukup punya kalian aku udah bahagia"

"Aaa, sayang banget sih sama bumil satu ini.." Refania memeluk Asya.

"Kakak!!"

Suara panggilan anak kecil membuat kami menoleh ke arah pintu, dia Aleena gadis kecil yang kemarin kami temui.

"Aaaa, princess kecil ini siapa.." ujar Calista lalu mendekat ke arah Aleena.

Gadis kecil itu merentangkan tangannya seolah meminta digendong oleh Calista, "AAAA..ini lucu banget please"

Calista menggendong Aleena lalu mendudukkannya di ranjang Asya, lalu gadis itu menghambur ke pelukan Asya.

"Eii baby..pelan-pelan ya" ujar Refania.

"Kenapa kakak?"

"Disini ada baby kecil"

Mata Aleena membelalak, "Benarkah kak? Jadi kayak mama dong disini ada adek nya" ucapnya lalu mengusap perut Asya.

"Iya, kamu juga punya adek?"

"Iya kak, adekku ada di perut Mama yang buncit itu hahaha. Tapi kok punya kakak perutnya enggak buncit?"

"Soalnya adeknya si kakak masih kecil jadi belum keliatan"

"Berarti masih lama ya kak? Kalau adeknya Aleena kata mama bentar lagi mau lahir"

"Wah, jadi nama kamu Aleena? Senang ya punya adek?"

"Senang sekali, Aleena berharap saat adek lahir nanti Aleena bisa lihat dia kak"

Aku mendekat ke arah Aleena lalu mengusap kepala gadis itu, "Aleena pasti bisa lihat adeknya, jadi harus semangat ya dan ikuti kata mama, papa dan juga dokter"

"Iya pasti dong kak. Oh iya kak, Aleena boleh minta sesuatu gak?"

"Apa sayang?" jawab Asya lalu menggenggam tangan kecil Aleena.

"Nanti kalau adeknya kakak udah lahir jadi temennya adek Aleena ya kak biar adeknya Aleena gak kesepian kalau ditinggal Aleena"

Bohong kan kalau rasanya tidak ingin menangis? Anak kecil seusianya harus berjuang dengan penyakit yang mematikan, yang didepannya sudah tertuliskan bagaimana garis hidupnya tapi ia tetap berusaha tersenyum didepan orang lain.

"Tentu, besok juga Aleena yang jagain kedua adeknya ya?"

"Kakak, boleh cium adek enggak?"

"Boleh sayang"

Aleena mendekat ke arah perut Asya dengan hati-hati, "Kata mama Aleena harus hati-hati agar tidak membangunkan adek"

Asya mengusap lembut kepala Aleena, layaknya seorang ibu kepada putrinya.

Suatu hal yang membuat kami tersenyum, Asya mampu berdamai dengan keadaannya. Bersama malaikat kecil yang datang tanpa diundang memberi kami ruang untuk merenung bahwa didunia ini hanya sementara, apapun yang terjadi kita harus tetap bersyukur dan menghargai selagi ada.

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang