[38] New Page

56 13 1
                                    

Mungkin akan lebih baik membuka lembaran baru dengan cerita yang baru, menutup cerita kemarin dan mulai membuat cerita sekarang.

Aku yang sekarang, seorang Anna Ardhiona yang mulai detik ini akan menghabiskan waktunya duduk di atas kursi roda. Musibah memang tidak ada yang tahu dan apa yang akan terjadi setelah musibah juga kita tidak bisa menebak.

Aku hanya berusaha untuk menerima diri.

Kaki yang dulu bisa ku buat untuk berlari, kini hanya terdiam di atas kursi roda. Sebuah hal baru yang sedikit sulit bagiku tapi apa boleh buat? Marah? Tentu saja. Kecewa? Sangat. Tapi aku 'kan cuma manusia.

Sebuah tepukan di bahu membuatku merasa lebih tenang dan kuat, sebuah pelukan yang mendekap tubuhku membuatku merasa jauh lebih baik.

"Anna...ayo kita makan.." rengek Refania.

"Emang mau makan apa?"

"Emm, kita makan ayam?"

"Re, kamu selalu makan ayam terus lama-lama kamu bisa jadi ayam" ledek Calista.

"Ish, tapi ayam itu enak dan aku suka"

"Ya sudah kita mau makan apa aja, aku ikut" putusku.

Refania lantas mendorong kursi rodaku dan Calista yang menggenggam tanganku, soal Asya gadis itu kini tengah berada di rumah sakit karena sebentar lagi bayinya akan lahir. Ternyata kehidupan baru akan segera datang.

"Tunggu!" ucap Refania mendadak.

"Ada apa sih? Mengagetkan saja"

"Abimana menelpon"

"Coba angkat"

Refania mengangguk, "Halo Abim?"

Beberapa detik hening, "APA!!! ASYA MAU LAHIRAN? OKE KITA KESANA SEKARANG!"

Sambungan telepon terputus lalu Refania memeluk kami berdua, "Kita akan dipanggil aunty, Asya akan lahiran sekarang"

"Benarkah itu? Kita harus kesana sekarang"

Aku ikut tersenyum hangat, lalu mereka membantuku mendorong kursi roda menuju mobil. Dengan telaten Calista dan Refania saling merangkul lengan ku, lalu Calista melipat kursi rodaku dan menaruhnya di bagasi belakang.

Kali ini Refania yang menyetir dan kami pun bergegas menuju rumah sakit tempat persalinan Asya, aku juga tidak kalah antusiasnya. Aku selalu suka melihat seorang bayi lahir kedunia yang tandanya kehidupan baru telah datang.

°°°

Tidak lama setelah itu, kami sampai di rumah sakit tempat Asya bersalin. Refania dan Calista mendorong kursi rodaku sedikit kencang, ya sedikit ada rasa takut jika nantinya aku akan terjungkal tapi untung saja aman. Hahaha.

Kami melihat tepat di luar ruangan persalinan ada bunda Asya yang tengah menunggu dengan rasa khawatir, sementara Abimana menemani Asya di dalam ruangan.

"Bunda..." Sapa kami bersamaan lalu bunda pun memeluk kami satu persatu.

Saat memelukku bunda menangis, entah mengapa tapi aku juga ikut menahan haru. Aku menepuk punggung bunda ikut menyalurkan rasa kekuatan kami.

"Asya pasti bisa bunda" ucapku.

Bunda hanya menatapku lalu mengusap wajahku dengan lembut, bunda juga mencium kedua pipi ku dan sekali lagi mengusap wajahku dengan sayang.

Kami pun diluar saling berpegangan tangan, menantikan sosok bayi mungil yang akan hadir di tengah-tengah kami. Tidak lama, kami melihat Reyga dan Roy datang bersamaan aku rasa mereka sudah diberi tahu oleh Refania dan Calista lalu langsung menuju kemari.

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang