[41] Resign

58 9 0
                                    

Pagi ini aku sudah bersiap hendak ke kantor, tidak untuk bekerja tapi mulai hari ini aku akan mengundurkan diri dan lebih fokus kepada kehidupan ku dengan suasana yang baru. Aku tidak meminta tolong kepada yang lain karena mereka semua sibuk bekerja, untuk tempat tinggal sementara aku dirumah Asya tidak semerta-merta hanya menumpang pada orang lain lalu jadi benalu, aku juga ikut membantu mengurus Aleena.

Abimana sudah pergi kerja dari tadi dan aku datang membawa nampan berisi sarapan dan juga susu untuk Asya yang aku taruh di pangkuanku, aku mendorong kursi roda ku ke kamar di sebelahku.

"Sya.." sapaku saat melihat Asya tengah menyusui Aleena.

"Ann"

"Aku membawakan mu sarapan, aku tahu kamu belum sempat makan dari kemarin"

"Aku jadi merepotkan mu tau, kan aku bisa ambil sendiri Ann"

"Gapapa lagi pula juga aku tadi sekalian sarapan"

"Kamu yang buat sendiri Ann?"

"Jangan remehkan aku ya, meskipun aku tidak bisa berjalan tapi aku masih memiliki dua tangan yang normal"

Kami hanya saling tersenyum lalu setelah Aleena tertidur, aku mendekatkan sarapan itu kepada Asya dan ia dengan lahap memakannya. Katanya ibu hamil itu mudah lapar karena ia harus berbagi dengan sang bayi.

"Sya, nanti aku mau ke kantor" ucapku.

"Sama siapa? Biar aku telpon Abim ya untuk nganterin kamu"

"No, aku bisa sendiri. Gapapa, aku bisa kok"

"Jangan seperti ini Ann, kamu pasti berpikir karena akan merepotkan orang lain kan?"

"Tidak, aku lebih suka bepergian sendiri. Sebelumnya juga seperti itu kan?"

"Tapi itu-"

"Sya, aku tidak mau dikasihani kalau aku bisa sendiri ya aku lakukan sendiri. Aku juga tidak mau dibantu selagi aku masih bisa, lagi pula ada kursi roda dan banyak angkutan umum untuk penumpang berkebutuhan khusus"

Asya hanya menghembuskan nafasnya, aku tahu ia bermaksud baik dan ia juga khawatir tapi aku tidak apa kok.

"Jangan khawatir ya, aku siap-siap dulu" ucapku lalu keluar dari kamar Asya.

°°°

Aku mengayuh kursi rodaku sejauh 400 meter menuju halte bus terdekat dari rumah Asya, cukup lama aku menunggu dan akhirnya bus itu datang. Seorang supir bus itu turun lalu mengangkatku, ia dengan ramah menyapaku lalu membantuku dan untungnya penumpang yang ada dibelakangku membantu melipat kursi rodaku dan memasukkannya di bus.

Mereka sangat ramah dan tidak memandaku seolah mengasihaniku, sesampainya di dalam bus ternyata ada beberapa orang yang sepertiku.

Tidak kusangka ternyata mereka semua ramah, lalu bus pun berjalan. Sekitar 30 menit lebih lama sampai dikantor karena bus akan berhenti selama 2 menit di setiap halte pemberhentian. Kali ini giliran ku turun dan tentu saja dibantu dengan sopir yang mengggendongku dan penumpang lain yang ikut turun membantu membawakan ku kursi roda.

"Terima kasih" ucapku lalu mereka mengangguk dan tersenyum.

"Mbak mau kemana?" tanya salah seorang penumpang perempuan yang tadi membantuku.

"Saya mau ke kantor itu mbak" tunjukku pada gedung tepat didepanku.

"Wah kebetulan sekali saya juga mau kesana untuk melamar pekerjaan, kalau begitu mari pergi bersama mbak"

"Oh benarkah itu? Baiklah, ayo" 

Lalu kami berdua bersamaan memasuki gedung kantor itu, ia bahkan membantuku mengangkat kursi roda ku dan mendorongku hingga lobi kantor. Kami disambut oleh pak satpam dan beberapa resepsionis.

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang