[26] Responsibility

66 11 3
                                    

Tidak terasa semenjak acara kantor ke Kota Jogja itu, hubunganku dan Roy kian hari makin dekat.

Hingga 4 bulan ini hubungan kami terjalin dengan baik, tidak dalam artian berpacaran karena diusia kami pacaran itu bukanlah hal utama. Jika memang sudah memiliki komitmen baru kami akan memutuskan kedepannya bagaimana.

Hari ini aku mengajak Roy untuk mengunjungi Asya, aku juga sudah berjanji dengan Calista dan juga Refania.

Aku menunggu Roy di depan kantor sembari mengobrol dengan pak satpam.

"Mbak Anna gak bawa mobil?"

"Enggak pak, saya barengan sama mas Roy"

"Aduh aduh, setelah dari Jogja itu makin hari makin nempel aja ya mbak. Tapi jujur loh mbak, kalian itu sangat serasi. Ada cerita apanih mbak, hehe"

"Hahaha, bapak bisa aja. Yang keliatan serasi belum tentu jadi satu loh pak. Enggak ada cerita apa-apa pak"

"Ih mbak Anna, yang satu cantik dan satunya tampan. Cocok banget mah"

"Pak, yang namanya serasi itu bukan hanya dari sekedar fisik cantik atau tampan saja. Tapi dari segi pemikiran, perasaan dan komitmen, itu baru serasi pak.". Aku menjeda kalimatku lalu "Selain itu pak, serasi itu tentang sefrekuensi"

"Mbak Anna sefrekuensi sama mas Roy"

"Tentu"

"Ya berarti udah fiks ini mah serasi mbak, hahaha"

"Apa nih yang serasi?" ujar Roy yang tiba-tiba muncul dari belakangku.

"Enggak ada, biasa itu pak satpam"

"Haha, ya udah kita jadi jalan?"

Aku mengangguk lalu Roy menepuk pundak pak satpam, "Terima kasih ya pak sudah menjadi teman ngobrol Anna jadinya dia gak kesepian"

"Santai mas"

"Pamit pak" ucap kami bersamaan.

Roy berlari kecil ke arah mobilnya lalu membukakan pintu mobil itu, "Terima kasih" ucapku.

"With pleasure"

Ia bergegas menutup pintu mobil dan berlari menuju pintu kemudi, kami mulai berjalan meninggalkan kantor.

"Ke tempat baju bayi dulu yuk, aku mau bawain oleh-oleh buat sahabat kamu"

"Gak usah mas, dijenguk aja udah seneng dia"

"Ya enggak dong, gak enak kalau gak bawa apa-apa lagian niat aku baik kan? Niat baik pamali kalau ditolak"

"Iya sudah kalau begitu, aku ikut mas Roy saja"

Kami tertawa dan bergurau sepanjang jalan, menceritakan hal-hal random yang bahkan semut pun ikut dalam pembahasan katanya kemarin sore ia digigit semut tepat dibibirnya. Ia tidak tahu ternyata di toples gula sudah banyak semut, ia yang tidak melihatnya langsung menuangkan di kopi nya dan saat menyeruput sesuatu mengigit bibirnya.

"Untung semutnya kecil mas coba besar, itu pasti bibir udah gede membengkak"

"Hahaha, iya untungnya semut kecil"

Tidak terasa perbincangan itu sudah membawa kami ketempat toko khusus bayi, kami segera keluar dan masuk melihat kedalam toko.

"Aaaa, ini sepatunya lucu banget"

"Kamu suka?"

"Iya bentuknya lucu, ada gambar kupu-kupu juga terus warnanya biru langit. Gemes deh"

"Ya udah kita beli"

"Eh? Kan kamu yang mau beli"

"Aku ikut kamu aja, kalau kamu suka pasti sahabat kamu juga suka karena kalian pasti satu frekuensi kan?"

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang