[29] The World

55 11 3
                                    

Aku masih berkutip di depan laptopku karena ada banyak laporan yang harus aku revisi, baru saja kemarin kembali dari pelatihan ku dan sekarang sudah banyak pekerjaan yang menumpuk. Baru ditinggal 3 hari saja sudah sebanyak ini bagaimana jika ku tinggal selamanya.

"Anna"

"Iya boss?"

"You okay?"

Aku tidak tahu kenapa Pak Dio tiba-tiba bertanya seperti ini, "Sure Sir, is it something wrong?"

"Nope, hanya saja kamu akhir-akhir terlihat lebih lesu?"

"Energi saya baru habis boss kan kemarin baru selesai pelatihan"

"Ann, jika butuh sesuatu jangan sungkan untuk mengatakannya pada saya ya"

Aku tersenyum, "Tentu boss"

"Kalau begitu semangat ya Ann"

"Baik boss"

Selepas kembalinya pak Dio ke ruangan aku hanya menghela nafas, aku pandangi langit biru ke arah luar jendela.

"Oh, apa itu?"

Aku berjalan mendekati jendela dan melihat seekor kupu-kupu yang hinggap. Aku usap sayap kupu-kupu yang ternyata sudah rusak, pantas saja kupu-kupu itu hanya diam.

"Sayang sekali, bahkan kamu belum pernah melihat sayap indahmu tapi sudah rusak saja"

Aku mengambil kupu-kupu itu lalu meletakkannya di sebuah pot bunga mawar, "Semoga kamu bisa segera pulih ya"

Aku membalikkan badanku ke meja ku dan terkejut saat melihat Roy sudah berdiri di dekat meja ku sembari tersenyum. Ia mengangkat dua kotak susu rasa coklat dan meletakkannya di meja ku.

"Sejak kapan disitu mas?"

"Sejak kamu berdiri untuk menghampiri kupu-kupu itu" ucapnya lalu berjalan mendekat ke arahku.

"Kenapa?" tanyanya.

"Kenapa apanya?"

"Kenapa disini berisik banget?" ucapnya yang kemudian mengusap kepalaku dengan lembut.

"Memang kedengaran ya?"

"Tentu saja, suaranya terlalu berisik dan keras kan? Jika tidak bisa ditahan lagi kamu harusnya ngomong Ann, ngomong sama aku"

"Aku mau ngomong tapi kamu sibuk, kita sama-sama sibuk jadi belum sempat mengobrol lagi berdua kan?"

"Maaf ya" ucapnya lalu aku menggelengkan kepala.

"Kalau gitu malam ini kita makan diluar ya, kita bisa saling bercerita dan bertukar pikiran"

"Boleh" ucapku dengan senang.

°°°

Sesuai janji kami, aku menunggu Roy di lobi apartemenku dan tak lama setelah itu mobil hitam terparkir di halaman depan. Aku segera berdiri dan menghampiri Roy yang sudah berdiri dan membukakan pintu mobilnya.

"Ready cantik?"

"Terima kasih"

Ia pun setelah menutup pintu mobil disampingku lantas berlari ke pintu kemudi, kami segera berangkat ke sebuah restaurant yang sudah di pesan oleh Roy.

"Ann"

"Iya mas?"

"Jangan cantik-cantik lain kali ya"

"Eh?" aku menoleh ke arah Roy, apakah aku sedikit berlebihan dalam berdandan.

"Aku tidak suka nanti kamu dilirik banyak cowok disana"

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang